Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat memunculkan pangkat di kepolisian yang selama ini kurang dikenal, yakni bhayangkara dua atau bharada.
Dalam struktur kepangkatan kepolisian, bharada merupakan pangkat paling rendah.
Istilah bhayangkara disebut berasal dari Kerajaan Majapahit. Bhayangkara merupakan pasukan elite yang diciptakan untuk memproteksi raja.
...istilah bhayangkara berasal dari Kerajaan Majapahit. Bhayangkara merupakan pasukan elite yang diciptakan untuk memproteksi raja kala itu. Patih Gajah Mada membentuk Bhayangkara sebagai pasukan yang bertugas melindungi raja dan kerajaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Samsudin Adlawi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemuisi dan pekolom, tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur
ANDAI tak ada sidang kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, saya tidak akan pernah mengenal “bharada” dengan baik. Ia sangat populer dalam setengah tahun terakhir—selalu disebut dalam sidang maraton di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan—dan melekat pada nama salah satu terdakwa, Richard Eliezer Pudihang Lumiu.
Richard tercatat sebagai anggota Kepolisian RI dengan pangkat bharada, saat ini. Itu sebabnya, dalam persidangan, nama dan pangkatnya sering disebut secara lengkap: Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu. Pada kesempatan lain, para pihak menyebutnya hanya dengan Bharada Richard Eliezer. Atau bahkan lebih pendek: Bharada E.
Dalam struktur kepangkatan kepolisian, bharada ternyata merupakan pangkat paling rendah. Sesuai dengan Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Polri, total ada 22 pangkat di institusi Polri. Dari jenderal polisi sampai bharada. Jarak pangkat Eliezer ke pangkat tersangka utama Ferdy Sambo sangat jauh. Berjarak 20 pangkat. Sebab, Sambo (saat dipecat) berpangkat inspektur jenderal dengan lambang pangkat dua bintang.
Bharada kependekan dari bhayangkara dua. Lambang pangkatnya satu balok miring warna merah. Meski menyandang pangkat paling rendah, Richard Eliezer dan kolega dengan rumpun pangkat bharada, yakni bhayangkara satu (bharatu) dan bhayangkara kepala (bharaka), patut bangga. Sebab, hanya pada pangkat mereka sebutan “bhayangkara” melekat. Bukan pada polisi berpangkat brigadir dua hingga bintang empat (Kepala Polri) sekalipun. Sampai ada guyonan, Hari Bhayangkara itu sejatinya merupakan harinya polisi berangkat bharada sampai bharaka.
Bagi Polri, bharada-bharaka menjadi satu-satunya cantolan untuk tetap bisa menggunakan istilah “Korps Bhayangkara”. Sekadar mengingatkan, beberapa tahun silam, ada pihak yang mempersoalkan lembaga kepolisian masih memakai istilah Korps Bhayangkara. Alasannya, istilah “bhayangkara” sudah tidak relevan buat kepolisian saat ini. “Istilah Bhayangkara menurut saya tidak relevan lagi untuk dipakai oleh kepolisian sebagai slogan. Dari aspek sejarah, Bhayangkara berbeda dengan fakta kepolisian modern saat ini,” kata Andi Syafrani, seperti dikutip Suara.com pada 11 Juni 2016.
Pakar hukum tata negara itu menjelaskan, istilah bhayangkara berasal dari Kerajaan Majapahit. Bhayangkara merupakan pasukan elite yang diciptakan untuk memproteksi raja kala itu. Patih Gajah Mada membentuk Bhayangkara sebagai pasukan yang bertugas melindungi raja dan kerajaan. “Jadi, kalau masih dipakai sampai sekarang, sama saja polisi kita melindungi kekuasaan dan menjadi alat kekuasaan. Itu tidak sesuai dengan fungsinya. Polisi seharusnya melayani dan melindungi masyarakat,” ujar Andi.
Dari kacamata sejarah pembentukannya, bhayangkara memang sudah tidak sesuai dengan tugas Polri masa kini, yakni aparat yang bertugas sebagai pengayom dan pelayan masyarakat. Tapi kita tidak bisa menafikan fakta bahwa hatta al-an sebutan bhayangkara masih kokoh melekat pada tiga pangkat di lembaga kepolisian: bhayangkara dua, bhayangkara satu, dan bhayangkara kepala.
Seperti gedung tinggi, fondasi justru menjadi elemen terpenting sebuah bangunan. Begitu pula eksistensi bharada. Meski hanya istilah bahasa dalam kepangkatan, bharada sejatinya merupakan pilar utama bangunan organisasi Polri sekaligus bisa menjadi senjata ampuh untuk menangkal “gugatan” beberapa pihak terkait dengan kelayakan istilah Korps Bhayangkara bagi Polri pada masa kini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo