Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

kolom

Wali Kota Penjaga Taman

Pemerintah daerah selayaknya memperbanyak taman dan ruang terbuka hijau. Tiga tokoh arsitektur Tempo 2014.

5 Januari 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kota memerlukan oasis, taman umum tempat warga keluar dari rutinitas sehari-hari. Hampir semua kota besar dunia memilikinya. New York memiliki Central Park. Pada musim panas, Festival Shakespeare in the Park digelar gratis di sana. Tokyo memiliki Yoyogi Park, taman di belakang kawasan hutan Kuil Meiji, Shibuya.

Banyak kota di Indonesia miskin taman. Pemimpin daerah umumnya lebih memilih membangun mal ketimbang memperbanyak ruang terbuka hijau. Alun-alun yang dulu dibangun Belanda sebagai tempat berkumpul warga kini dikepung pusat belanja. Daerah resapan dari tahun ke tahun semakin berkurang luasnya. Ketika musim hujan datang, banjir melanda.

Tiga pemimpin daerah tingkat II yang dipilih majalah ini sebagai tokoh arsitektur 2014 layak dijadikan contoh. Ketiganya aktif memperluas daerah hijau di kotanya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sejak menjadi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya mengubah 13 pompa bensin, yang sudah habis izinnya, menjadi ruang terbuka hijau. Lokasi makam Sunan Bungkul, ulama Majapahit, disulap menjadi taman dengan jogging track dan fasilitas Wi-Fi gratis.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil merenovasi Alun-alun Bandung menjadi hamparan luas dengan rumput sintetis dan taman bunga empat warna. Ia juga menyelesaikan beberapa taman tematik: Taman Musik Centrum di Jalan Belitung, Taman Jomblo, Taman Skate Park, dan Taman Film di Lembah Balubur, kolong jalan layang Pasteur-Surapati. Di lokasi yang terakhir, Ridwan memasang layar videotron sehingga warga bisa menonton beragam film.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengundang sejumlah arsitek kontemporer untuk merenovasi alun-alun dan gedung di wilayahnya. Banyuwangi kini memiliki sebuah guest house tersembunyi di perut bukit buatan setinggi lima meter—mengingatkan kita pada Candi Sari di Yogyakarta yang tersembunyi jauh di bawah permukaan tanah. Pemerintah Banyuwangi juga tengah membangun bandar udara hijau yang nantinya akan tetap nyaman meski tanpa penyejuk udara. AC alam tercipta berkat atap bandara yang dibuat mirip udeng penutup kepala.

Banyak kepala daerah mengeluh karena tak punya anggaran untuk menghijaukan kota. Bujet daerah umumnya habis untuk belanja rutin. Ruang terbuka hijau yang ada malah dirongrong pemodal untuk membangun kawasan komersial. Pemimpin yang berwawasan sempit, atas nama pajak daerah dan penyerapan tenaga kerja, membiarkan kawasannya dirambah pusat belanja.

Pertumbuhan ekonomi bukan tak penting. Pelbagai pendapatan—dari pengelola mal dan pusat belanja—bukan tak dibutuhkan. Pemerintah tentu harus membuka lapangan kerja bagi sebanyak mungkin warga. Tapi taman dan kawasan terbuka adalah investasi jangka panjang yang harus dipikirkan agar kesinambungan kehidupan dapat dipertahankan.

Ruang terbuka hijau menjaga warga dari ancaman banjir, tanah longsor, dan bencana alam lain. Taman memastikan warga mendapat udara segar. Keindahan kota adalah aspek penting yang dibutuhkan warga agar tetap produktif dan kreatif.

Ketiga wali kota yang terpilih menjadi tokoh arsitektur Tempo 2014 menggunakan sumber daya yang ada untuk menciptakan taman dan memperbanyak ruang terbuka hijau. Satu yang terpenting adalah efisiensi anggaran. Ada pula yang memanfaatkan jaringan pertemanan, misalnya Ridwan Kamil di Bandung dan Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi. Tri Risma mengajak swasta justru untuk menjadikan Surabaya hijau. Dari ketiganya, pemimpin daerah lain selayaknya belajar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus