Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bisnis NFT makin digandrungi. Namun, pasar NFT, juga rawan penipuan. Hingga saat ini, sudah ada beberapa kasus penipuan NFT yang terjadi. Menurut riset Chainalysis, penipuan di dunia aset kripto meningkat hingga 81 persen di tahun 2021. Lonjakan ini terjadi seiring tumbuhnya jumlah investor di industri ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam nawala ini pula, Tempo telah memeriksa sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Salah satu klaim yang diperiksa adalah berbagai narasi terkait vaksin coronavirus disease 2019 9Covid-19).
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
______________________________________________________________________
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab
Waspada Penipuan NFT
Belakangan Non-Fungible Token (NFT) semakin banyak digandrungi. Istilah NFT, crypto atau blockchain gaming, dan Metaverse mulai dikenal banyak orang tahun lalu.
Di Indonesia, baru-baru ini sesosok pemuda bernama Ghozali ramai dibicarakan karena sukses menjual NFT di marketplace NFT populer bernama OpenSea. Ghozali menjual NFT foto selfie dirinya yang diberi nama “Ghozali Everyday”.
Sultan Gustaf AL Ghozali alias Ghozali Everyday di Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, Kamis, 13 Januari 2022. Foto: Dok. Universitas Dian Nuswantoro
Meski berbisnis NFT tengah menguntungkan. Namun, pasar NFT, juga rawan penipuan. Hingga saat ini, sudah ada beberapa kasus penipuan NFT yang terjadi.
Seorang investor yang mengoleksi NFT menjadi korban penipuan dan harus kehilangan lebih dari $1 juta USD (sekitar 14,3 miliar Rupiah). Para investor mulai menyadari penipuan yang terjadi setelah pencipta NFT bernama Frosties kabur dengan membawa uang pada 9 Januari 2022.
Menurut informasi, Frosties memiliki 8888 unit NFT, dengan harga rata-rata 0,04 ETH per NFT atau kira-kira lebih dari $120 USD. Dalam waktu satu jam, semua NFT dijual, tetapi alih-alih mendapatkan NFT-nya, investor justru menemukan fakta bahwa pencipta proyek menonaktifkan semua saluran komunikasi.
Bahkan pencipta proyek telah memindahkan sebagian besar dana dari dompet yang melekat pada akun OpenSea mereka ke dompet lain. Adapun Frosties diduga melakukan penipuan dengan modus tarik karpet (rug pull) pada awal 2022. Setelah berhasil menjual ribuan produk NFT, pihak Frosties hilang dari media sosial. Rug pull adalah taktik tipu-tipu yang mengandalkan sensasi media sosial, membuat harga naik, kemudian meninggalkan proyek tersebut.
Selain penipuan, bisnis NFT juga rawan pencurian seperti yang terjadi pada Todd Kramer. Miliaran NFT miliknya raib dicuri oleh peretas (hacker). Kramer merupakan kolektor 15 NFT senilai total 2,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 31,4 miliar.
Kramer menduga, dirinya terjebak phising karena mengklik tautan yang mirip dengan aplikasi pasar NFT yang ia gunakan. Dari 15 NFT itu, beberapa di antaranya merupakan gambar kera koleksi “Bored Ape Yacht Club”. Aset digital tersebut oleh hacker kemudian dijual di pasar NFT milik OpenSea.
Mengetahui hal ini, Kramer mengunggah cuitan di Twitter dan berkata, “Saya telah diretas. Semua (koleksi) kera saya hilang. Ini baru saja dijual, tolong bantu saya.” Merespons cuitan Kramer, OpenSea lantas membekukan aset NFT yang dijual oleh hacker tersebut. NFT yang dicuri itu pun kembali pada Kramer selang lima jam kemudian.
Menurut riset Chainalysis, penipuan di dunia aset kripto kian meningkat di tahun 2021. Lonjakan ini terjadi seiring tumbuhnya para investor di industri ini. Chainalysis mengungkapkan, penipuan di dunia cryptocurrency telah menghasilkan lebih dari US$ 7,7 miliar atau setara Rp 109 triliun (kurs Rp 14.254) sepanjang tahun 2021.
Secara total, penipuan kripto naik 81 persen dibanding tahun 2020. Bentuk penipuan yang paling umum adalah peretasan akun dan penipuan proyek aset kripto yang melarikan diri dengan uang investor.
Waktunya Trivia!
Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.
Apple baru saja merilis iOS dan iPadOS 15.2.1 sebagai pembaruan dari sistem yang sebelumnya dengan pembaruan baru yang terbilang minor. Pembaruan Apple itu dapat diunduh dengan besaran 970 MB dengan beberapa perbaikan, di antaranya perbaikan aplikasi CarPlay yang mengandung bug dan juga peningkatan fitur dari iCloud.
Ilustrasi Apple. Kredit: Reuters
Serangan Ransomware pada Perusahaan Media Portugis Impresa Mengganggu Akun AWS, Surat Kabar Expresso dan Stasiun TV SIC. Grup Lapsus juga meninggalkan catatan yang mengklaim bahwa mereka telah memperoleh akses ke akun Amazon Web Services Impresa.. Perusahaan intelijen melaporkan bahwa geng ransomware mengaku bertanggung jawab dengan merusak semua situs web Impresa dengan catatan tebusan yang ditulis dalam bahasa Portugis.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah mengusut dugaan kebocoran data pelamar kerja di anak perusahaan Pertamina yaitu PT Pertamina Training and Consulting (PTC). Kebocoran data diduga kembali terjadi lewat raid forum pada Rabu, 12 Januari 2022, yang meski nampaknya telah diblokir aksesnya di Indonesia namun tetap bisa diakses di kawasan lainnya.
Jutaan data pasien dari berbagai rumah sakit diduga bocor dan dijual di forum gelap. Peretas mengklaim data berasal dari “server terpusat Kementerian Kesehatan Indonesia” pada 28 Desember 2021. Berdasarkan tautan yang beredar, dokumen sebesar 720 GB berisi informasi medis pasien dari berbagai rumah sakit. Pengunggah di forum tersebut melampirkan sampel 6 juta data berisi, antara lain, nama lengkap pasien, rumah sakit, foto pasien, hasil tes Covid-19 dan hasil pindai x-ray.
Periksa Fakta Sepekan Ini
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial lebih beragam dari pekan sebelumnya. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Menyesatkan, Video yang Diklaim sebagai Peristiwa Tsunami saat Banyak Orang Berada di Pantai
- Keliru, Video Peluncuran Matahari Buatan Cina
- Sesat, Video Pesawat Garuda Indonesia Mendarat Darurat di Iran
- Menyesatkan, Penggunaan Judul Berita Jenderal Perintahkan KSAD Damai dengan Habib Bahar?
- Keliru, Klaim Penamaan Virus Covid-19 Varian Omicron Diambil dari Nama Bintang ke-15 dan Sinar UV Melindungi Indonesia dari Omicron
- Keliru, Video Pelaku Penculikan Anak yang Dihakimi Warga
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini.
Ikuti kami di media sosial: