Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, tahun depan pabrik baterai di Indonesia mulai beroperasi. Pabrik baterai yang dimaksud adalah PT HLI Green Power yang merupakan hasil kolaborasi antara Hyundai Grup dengan LG.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putu menuturkan bahwa pabrik baterai HLI ini memiliki nilai investasi mencapai US$ 1,1 miliar dan pada tahap pertama memiliki kapasitas sebesar 10 GWh. Industri sel baterai ini nantinya akan menyuplai kebutuhan bagi sekitar 150.000 hingga 170.000 kendaraan listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pabrik baterai mobil listrik tersebut direncanakan akan selesai dibangun pada 2023, dan bisa berproduksi komersial untuk menyuplai kebutuhan panrik mobil listrik di 2024," kata Putu dalam keterangan resminya, dikutip dari laman resmi Kemenperin.go.id.
Selain itu, ada juga PT International Chemical Industry yang memiliki kapasitas produksi 100 MWh per tahun (setara sembilan juta butir cell), dengan target total kapasitas produksi 256 MWh per tahun (setara 25 juta butir cell).
"Saat ini untuk motor listrik sudah terdapat tiga SNI yang mengatur ketentuan standarisasi Baterai Pack untuk KBLBB yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu SNI untuk Baterai Secara Umum (OnBoard dan Swap) serta SNI untuk baterai Swap," ucap Putu.
Kemenperin sendiri menargetkan produksi hingga sembilan juta unit motor listrik roda dua dan tiga, serta 600 ribu unit mobil dan bus listrik pada 2030. Target tersebut berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi CO2 sebanyak 7,9 juta ton secara total.
"Perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin tumbuh, dengan kapasitas yang jauh melampaui perkembangan pasar. Hal ini turut didorong berbagai kebijakan strategis dari pemerintah, termasuk memberikan kepastian usaha, penyusunan roadmap, dan pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)," ujar Putu.
Putu menuturkan bahwa saat ini sudah ada lima perusahaan yang memproduksi bus listrik, dengan kapasitas produksi sebesar 2.480 unit per tahun dan nilai investasi sebesar Rp 36 triliun. Selain itu, ada tiga perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan total kapasitas produksi sebesar 34.000 unit per tahun dengan nilai investasi Rp 2,403 triliun.
"Selanjutnya, 48 perusahaan memproduksi motor listrik dengan kapasitas produksi 1,427 juta unit per tahun dan total investasi Rp 818 triliun," ucapnya memungkasi.
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto