Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Pusat Prestasi Nasional (Pusat Prestasi Nasional), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sukses menyelenggarakan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional Peserta Didik Berkebutuhan Khusus atau O2SN PDBK pada 10-15 September 2023. Pada ajang itu, sejumlah siswa berkebutuhan khusus menunjukkan prestasi membanggakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satunya Krisna Aji dari SLB BC Bina Harapan Pangandaran, Jawa Barat. Ia meraih medali emas dalam cabang olahraga catur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat dinyatakan sebagai pemenang, Krisna langsung menghubungi orang tuanya untuk menyampaikan kabar bahagia atas capaian prestasinya. "Untuk mamah dan keluarga besar di rumah serta teman-teman terima kasih telah membantu dalam doa. Alhamdulillah Krisna sekarang bisa mendapatkan medali emas, terima kasih semuanya,” kata dia dalam keterangan resmi O2SN PDBK.
Dalam kesempatan itu, Krisna berpesan kepada siswa berkebutuhan khusus lainnya agar jangan menyerah dengan keterbatasan yang dimiliki. “Jangan pernah menyerah. Dengan keterbatasan kita bisa mencapai apa yang kita impikan,” ujarnya.
Guru Pendamping Krisna, Eko Wibowo turut merasakan kebahagiaan atas raihan prestasi anak didiknya tersebut. “Luar biasa sekali untuk perjuangan Krisna sudah mencapai titik ini,” kata dia.
Muhammad Bintang Ramadhan dari SLB D YPAC Bali juga meraih prestasi dengan perolehan medali emas cabang olahraga atletik nomor Balap Kursi Roda. Ia mengaku telah mengikuti O2SN sejak 2019 dan hanya memperoleh medali perak.
Berkat konsistensinya, mimpinya tercapai setelah berhasil menyabet medali emas di ajang talenta O2SN PDBK 2023. "Setelah sekian lama saya mengikuti O2SN, akhirnya hari ini saya bisa dapat medali emas. Saya bahagia sekali bisa membanggakan kedua orang tua saya,” kata dia.
Bintang mengatakan raihan prestasi ini merupakan caranya untuk membahagiakan orang tua. “Harus semangat untuk membanggakan kedua orang tua, sekolah dan daerah. Yang paling penting dengan prestasi kita bisa melihat kebahagiaan orang tua kita,” kata dia.
Ester Silaban selaku guru pendamping atlet cabor Bocce dari SLB-E Negeri Pembina Tingkat Provinsi, Sumatera Utara, yakni Laela Ramadani, mengatakan ketika anak didiknya tersebut menaiki podium dan pengalungan medali emas, baginya hal itu merupakan momen terindah yang dirasakan oleh seluruh kontingen O2SN PDBK provinsi Sumatera Utara. Meskipun Laila memiliki keterbatasan dalam kemampuan intelektual, ia bangga atas capaian prestasi yang diraih Laila.
“Saat final tadi Laila bersemangat sekali. Tetapi, perasaan saya juga deg-degan karena Laila bersaing dengan 31 atlet lainnya dari seluruh Indonesia. Pada akhirnya Laila jadi juara,” kata Ester.
O2SN PDBK diikuti sebanyak 231 peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK). Ajang talenta ini melombakan lima cabor yaitu, catur, tenis meja, bocce, atletik dan bulutangkis. O2SN merupakan bagian dari program membangun generasi emas Indonesia sesuai implementasi kebijakan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan Manajemen Talenta Nasional (MTN) di bidang olahraga.