Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Dukung Prabowo, Komunitas Peternak Ayam Minta Praktik Oligopoli Diberantas

Komunitas peternak ayam dan telur tradisional di Blitar berharap Prabowo mampu memberantas praktik oligopoli di sektor industri ayam dan telur.

8 Februari 2024 | 21.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas peternak ayam dan telur tradisional di Blitar serta Kediri, Jawa Timur menggalang dukungan untuk kemenangan pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. Mereka mengklaim menyumbangkan 70 ton telur ayam untuk dibagikan pada kampanye akbar Prabowo-Gibran tanggal 10 Februari 2024 di Stadion Gelora Bung Karno atau GBK Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua komunitas peternak, Edi Sukirman mengatakan, pembagian telur ini untuk mendukung program makan siang gratis kepada anak sekolah dan santri yang dicanangkan Prabowo-Gibran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Konsumsi daging ayam, telur, dan daging sapi yang rutin akan meningkatkan gizi anak-anak Indonesia,” kata Edi Sukirman dalam pembagian telur di lapangan Desa Deyeng, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Kamis, 8 Februari 2024.

Saat ini konsumsi daging ayam rata-rata masyarakat Indonesia hanya 2,7 kg per kapita, jauh di bawah Malaysia, Filipina dan Vietnam. Masing-masing orang hanya mengkonsumsi 150 butir telur per tahun, atau 10 butir per bulan.

Sementara produksi telur ayam ras di Indonesia mencapai 5,57 juta ton, serta daging ayam ras 3,4 juta ton per tahun. Sayangnya, di tengah tingginya produksi telur serta kebutuhan konsumsi yang besar, tidak dibarengi peningkatan kesejahteraan para peternak tanah air. 

Edi menambahkan, industri ternak ayam dan telur saat ini sedang tidak baik-baik saja. Para peternak tradisional terpuruk oleh praktik oligopoli, di mana industri dikuasai oleh beberapa perusahaan besar saja. 

“Mereka menguasai bisnis dari hulu sampai hilir sehingga bisa menentukan harga ayam dan telur secara sepihak,” kata Edi Sukirman.

Perusahaan besar itu juga memonopoli cold storage (gudang pendingin) serta rumah pemotongan hewan (RPH) untuk menciptakan ketergantungan pada peternak tradisional. Edi mencontohkan, ketika peternak hendak melepas ayamnya karena masuk masa panen, perusahaan besar meminta RPH dan cold storage menolak dengan alasan penuh. 

Sehingga peternak tidak punya pilihan selain menjual ayam dan telur mereka dengan harga murah. Jika dipertahankan, peternak tradisional tidak akan mampu membiayai harga pakan dalam waktu lama. Di lain sisi, ayam yang makin gemuk makin susah dijual.

Ironisnya, penegakan hukum kepada pelaku monopoli usaha yang melanggar Undang-Undang Persaingan Usaha hanya mendapat hukuman ringan. Tidak sebanding dengan keuntungan mereka yang mencapai triliunan rupiah per tahun. 

Dewan pembina komunitas peternak ayam telur tradisional Blitar – Kediri, Danny Wibisono berharap kepemimpinan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mampu memberantas praktik oligopoli di sektor industri ayam dan telur.

Ia juga meminta perusahaan-perusahaan cangkang pelaku kartel tersebut bertransaksi seluruhnya di Indonesia, untuk menaikan pajak negara. “Kami juga mendorong pemerintah menyediakan cold storage kepada peternak tradisional di daerah penghasil,” kata Danny. 

Sebagai bentuk dukungan, para peternak di Blitar dan Kediri menggalang 70 ton telur ayam untuk membantu perjuangan memenangkan Prabowo - Gibran. Sebagian telur juga dibagikan kepada warga Desa Deyeng dan Ringinrejo. 

Sebelumnya pembagian telur juga dilakukan kepada jamaah pengajian Sabilu Taubah di Pondok Pesantren Mambaul Hikam II milik Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam. Sebanyak 6 ton telur dibagikan kepada jamaah dan masyarakat di lingkungan pondok.

HARI TRI WASONO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus