Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan instansinya tidak melakukan penambalan khusus untuk pengamanan Pilkada di Jawa Tengah atau Jateng. Wilayah itu disebut-sebut sebagai arena perang bintang dalam palagan pemilihan gubernur 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebab, di Pilgub Jateng terdapat dua nama besar yang saling berhadapan, yakni mantan Panglima TNI Andika Perkasa dan mantan Kepala Polda Jateng Ahmad Luthfi. Keduanya memiliki latar belakang yang mentereng di dunia militer dan kepolisian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, Agus mengatakan bahwa pengamanan untuk Pilkada disetarakan untuk seluruh wilayah di Indonesia. Dia mengungkapkan, telah memetakan kerawanan wilayah untuk pelaksanaan Pilkada serentak 2024.
"Semua wilayah kami anggap sama. Tidak ada (penambalan khusus di Jateng)," kata Agus di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa, 3 September 2024.
Dia mengatakan, pemerataan itu perlu dilakukan agar tindakan pengamanan yang dilakukan di seluruh wilayah bisa lebih serius. Agus mengungkapkan, TNI bersama Polri melakukan pengamanan pelaksanaan Pilkada berdasarkan kewilayahan.
Ia juga mengajak masyarakat di tiap-tiap wilayah untuk menjaga keamanan demi menyukseskan Pilkada serentak tersebut. "Sama-sama kita jaga keamanan supaya negara ini aman, rakyat sejahtera," kata Agus.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah resmi mengusung Andika Perkasa sebagai calon gubernur Jawa Tengah. Andika, yang akan berpasangan dengan mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, mendapat dukungan penuh dari PDIP yang dikenal kuat di Jawa Tengah, sering disebut sebagai "kandang banteng". Dukungan tersebut secara resmi disampaikan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, pada 26 Agustus 2024 di Jakarta.
Di sisi lain, Ahmad Luthfi memperoleh dukungan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Luthfi maju bersama mantan gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen. Kedua pasangan itu diprediksi akan menjalani kontestasi yang ketat, mengingat masing-masing memiliki basis dukungan yang kuat dan pengalaman panjang dalam birokrasi dan kepemimpinan.