Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Sejumlah tokoh daerah dan nasional melayat jenazah Solihin GP (Gautama Purwanegara) di rumah duka maupun di Gedung Sabau Markas Kodam III Siliwangi, Bandung, Selasa, 5 Maret 2024. Selewat tengah hari jenazah Solihin GP alias Mang Ihin diserahkan pihak keluarga ke Panglima Kodam III Siliwangi untuk menjalani prosesi pemakaman secara militer hingga di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pak Solihin seorang pemimpin yang tegas tapi sangat ramah ke rakyat,” kata mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bandung menjelang pemakaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kalla mengaku kenal Mang Ihin sejak bertugas di Makasar hingga bersahabat baik. Bersama Jenderal M. Jusuf, Solihin ikut menyelesaikan masalah keamanan di Sulawesi Selatan dari DI/TII. Kiprah mereka menurut Kalla, selalu dikenang masyarakat setempat. “Pak Solihin itu militer tapi sangat merakyat, tidak mudah itu,” katanya.
Belakangan dia mendengar kabar Mang Ihin dirawat di rumah sakit namun belum sempat menjenguk. Pertemuan terakhir Kalla dengan Mang Ihin sekitar dua bulan lalu. “Umurnya luar biasa,” ujarnya. Solihin GP kelahiran Tasikmalaya pada 21 Juli 1926, wafat di usia 97 tahun.
Kesan Mang Ihin sebagai tentara yang tegas dan merakyat juga diutarakan Agum Gumelar, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri ( DPP Pepabri). Saat menjadi Panglima Kodam Wirabuana di Sulawesi Selatan, dia mengaku banyak mendengar kiprah Solihin GP di sana dan terinspirasi. “Tentara yang prestasinya cemerlang, harus jadi inspirasi tentara muda,” kata Agum seusai melayat.
Sementara mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, kiprah Mang Ihin berkarir di militer, birokrasi, dan masyarakat dinilai luar biasa hingga masih dikenal sampai saat ini. Dia berharap kelak ada sosok-sosok legendaris negarawan dari Jawa Barat seperti Solihin GP. “Sangat layak diusulkan sebagai pahlawan nasional,” ujar politisi yang akrab disapa Aher itu.
Mang Ihin menurutnya suka berbicara tentang bangsa, masyarakat, ketahanan pangan, dan pelestarian lingkungan. “Suaranya masih lantang meski sudah pensiun.” Kepergian Solihin GP setelah dirawat di RS Advent Bandung, meninggalkan seorang istri yaitu Mariam Harmain dan enam orang anak.