Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Mahasiswa UNEJ Rancang Media Belajar Sains Berbasis AR, Dipadukan dengan Isi Alquran

Mahasiswa Universitas Jember menciptakan AR untuk meningkatkan wawasan fisika yang dipadukan dengan spiritual siswa.

15 Juli 2024 | 19.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jember -Tim mahasiswa Universitas Jember (Unej) mengembangkan teknologi realitas berimbuh atau augmented reality (AR) untuk media belajar fisika yang dipadukan dengan unsur Alquran. Teknologi belajar yang dihubungkan dengan spiritual siswa itu dianggap sebagai sebuah terobosan baru dalam dunia pendidikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengembang media tersebut adalah tim bernama Quranic Sains Media Augmented Reality (QSMART) yang berisi empat mahasiswa Unej, yaitu Jalis Syarifah (dari program studi Pendidikan Fisika), Halimatus Sa’diyah (Pendidikan Fisika), Mohammad Kelvin Rizka Aziizi (Pendidikan Fisika), dan Mochammad Athar Humam Ghazanfar (Teknologi Informasi).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jalis sebagai ketua tim mengatakan banyak media pembelajaran yang hanya berfokus sains. Hal itu mendorong tim untuk mengembangkan skema belajar yang dikaitkan dengan Alquran. Mereka memanfaatkan AR untuk tujuan tersebut.

“Untuk meningkatkan keimanan dan moralitas siswa, sebagaimana Alquran menjadi pedoman hidup,” kata Jalis dalam keterangan tertulis, Senin, 15 Juli 2024.

Media AR yang dikembangkan oleh tim QSMART memuat objek 3D yang menyediakan kode bar untuk disalin. Dari situ akan muncul audio visual 3D berisi materi sains.

Materi fisika yang dicantumkan ialah Hukum Newton untuk kelas 11 sekolah berbasis Islam. Materi Hukum Newton dipilih lantaran mudah direalisasikan, dan banyak diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.

“Contoh ayat Alquran yang ada dalam AR kami adalah surat Yasin ayat 38 yang membahas tentang peredaran matahari,” tutur Jalis. Ayat itu dihubungkan dengan teori Hukum Newton I tentang benda yang bergerak secara konstan.

Jalis menyebut proyek itu sempat terkendala, terutama dalam tahap perancangan AR. Proses pengolahan kode atau coding, dia mencontohkan, membutuhkan waktu yang lama. Tim QSMART juga harus jeli mengolah pemakaian tiga bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Arab,

“Di bagian Bahasa Arab ini masih sering terjadi error,” kata dia.

Dosen pendamping tim QSMART, Lailatul Nuraini, mengatakan kendala anak didiknya bisa diatasi. Pada akhirnya, coding AR itu bisa disempurnakan. Dia berharap media belajar itu membantu meningkatkan wawasan fisika siswa melalui sudut pandang Alquran,

“Sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan mempengaruhi mereka dalam bertindak di kehidupan sehari-hari,” ucap Nuraini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus