Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung, membenarkan bahwa Guntur Soekarnoputra mengirimkan surat kepada adiknya, Megawati Soekarnoputri. Warkat tersebut berisi tentang pemilihan Gubernur Jakarta. Megawati adalah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya diberitahu Ibu Mega bahwa ada surat itu. Tapi saya tidak tahu apa isinya,” ujar Pramono, kepada Tempo di rumahnya, Ahad, 1 September 2024. Pramono, politikus PDIP, diberitahu Megawati saat berdiskusi di kantor pusat partainya, Senin, 26 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hari itu, PDI Perjuangan rencananya akan mendeklarasikan Anies sebagai calon gubernur. Anies juga sudah hadir di salah satu gedung di kawasan kantor pusat PDI Perjuangan. Tapi, Megawati akhirnya tak memilih Anies. Belakangan, PDI Perjuangan mengusung Pramono Anung-Rano Karno untuk maju di pilkada Jakarta.
Majalah Tempo edisi 1-7 September, dan Podcast Bocor Alus Politik juga memuat surat dari Guntur kepada Megawati. Warkat itu berisi agar Megawati, tidak mengusung Anies Baswedan sebagai calon Gubernur Jakarta.
Sejumlah politikus PDI Perjuangan bercerita, surat dari Guntur ini berkaitan dengan operasi Istana menjegal Anies. Musababnya, surat itu berasal dari pertemuan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto.
Salah satu isi suratnya adalah kekhawatiran Indonesia akan menjadi negara agama kalau PDI Perjuangan mendukung Anies. Sidarto membantah bila dikatakan mengirimkan surat untuk Megawati. “Saya tidak tahu apa-apa soal informasi itu,” ujarnya.