Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandji Soerachman Tjokrodisoerjo adalah menteri pertama Kementerian Kemakmuran di kabinet pertama Indonesia Kabinet Presidensial yang dibentuk pada 19 Agustus 1945. Dilansir dai Setkab, saat itu jumlah kementerian di bawah Presiden Sukarno dan Mohammad Hatta terdapat 19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Kemenperin, saat itu kementerian pertanian, perdagangan, dan perindustrian di bawah Kementerian Kemakmuran yang dipimpin Pandji Soerachman Tjokrodisoerjo. Ia menjadi Menteri Kemakmuran Indonesia pertama periode 19 Agustus 1945 sampai 14 November 1945.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kabinet selanjutnya, yakni Kabinet Sjahrir 1 Kementerian Kemakmuran yang awalnya dipimpin Pandji Soerachman Tjokrodisoerjo diganti oleh Darmawan Mangoenkoesoemo dengan masa jabatan dari 14 November 1945 sampai 12 Maret 1946.
Dikutip dari buku Tokoh-Tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia II, Panji Soerachman Tjokrodisoerjo memiliki nama lengkap Raden Mas Panji Soerachman Tjokroadisoerjo. Ia lahir pada 30 Agustus 1894 di Wonosobo.
Soerachman merupakan keturunan keluarga bupati Wonosobo. Karena memiliki keturunan bangsawan itu, Soerachman memperoleh kesempatan menikmati pendidikan Barat sejak kecil. Soerachman kemudian bersekolah di Eropeesche Lagere School hingga menyelesaikan pendidikannya di Hoogere Burgerschool Batavia pada 1915.
Berkat kepandaian Soerachman di sekolah, ia dapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Belanda. Ia mengambil jurusan Teknik Kimia di Sekolah Tinggi Teknik Delft. Tidak seperti kebanyakan pelajar Indonesia di Belanda yang kala itu berorganisasi, Soerachman fokus pada studinya. Ia kemudian menyelesaikan studi hanya 5 tahun pada 1920.
Sepulang dari Belanda, Soerachman langsung bekerja dan memimpin laboratorium kimia di Bandung dan laboratorium Kebun Raya Bogor. Di tengah kerjanya, Soerachman tetap terus menjalin hubungan dengan tokoh pergerakan seperti Sukarno, Hatta, sampai Sartono.
Meskipun bekerja untuk pemerintah Belanda dan aktif di ilmu kimia, Soerachman dikenal juga berjasa terhadap kemerdekaan Indonesia. Soerachman diketahui menjadi salah satu donatur diadakannya Kongres Pemuda 1928. Konsep dan gagasan dari Soerachman adalah mendorong industri kecil rakyat dengan mendirikan koperasi-koperasi sebagai tempat penjualan barang-barang hasil industri rakyat kecil.
Soerachman juga beberapa kali ditunjuk sebagai anggota Majelis Pertimbangan Poetera sampai anggota BPUPKI.
Setelah Indonesia merdeka, Soerachman diangkat Sukarno sebagai Menteri Kemakmuran yang mengurusi hal-hal berkaitan dengan ekonomi.
Langkah pertama yang diambil Soerachman adalah menasionalisasikan perusahaan-perusahaan milik asing dan menetapkan berlakunya tanda pembayaran yang sah.
Pada kabinet Sjahrir 1 sampai Sjahrir 2, Soerachman digantikan Darmawan Mangoenkoesoemo yang menjabat Kementerian Kemakmuran. Dilansir dari Setkab, Soerachman kemudian ditunjuk menjadi Menteri Keuangan.
Sebagai Menteri Keuangan, Soerachman memiliki peranan dalam mengeluarkan uang kertas atau Oeang Republik Indonesia (ORI) untuk menggantikan mata uang pemerintahan Jepang pada Oktober 1946. Setiap seribu rupiah uang Jepang sama dengan satu rupiah ORI. Untuk mengatur nilai tukar, dibentuklah Bank Negara Indonesia.
Setelah mengabdi sebagai pegawai pemerintah, Pandji Soerachman Tjokrodisoerjo kemudian menjadi tenaga pengajar di Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak 1949. Dilansir dari akun YouTube Arsip Universitas Indonesia, pada 1950, Soerachman ditunjuk sebagai rektor pertama Universitas Indonesia yang merupakan gabungan antara Balai Perguruan Tinggi RI dan Universiteit van Indonesie.
Pilihan Editor: Digeledah KPK, Rumah menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Sepi