Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Setelah Gibran Debat Cawapres, Ini Deretan Tanggapan dari Peneliti dan Aktivis Lingkungan

Pandangan Gibran ditanggapi oleh para peneliti dan aktivis lingkungan. Ia dianggap tak sungguh-sungguh mengerti greenflation dan food estate

22 Januari 2024 | 17.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah debat calon wakil presiden atau cawapres di Jakarta Convention Center (JCC Senayan) pada Minggu, 21 Januari 2024, beberapa pandangan Gibran Rakabuming Raka ditanggapi oleh para peneliti dan aktivis lingkungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo merangkum komentar peneliti dan aktivis menanggapi pandangan Gibran yang disampaikan saat debat cawapres.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 1. Food Estate

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi Kalimantan Tengah Bayu Herinata membantah klaim calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka. Klaim Gibran itu mengenai food estate di Gunung Mas berhasil. Bayu menjelaskan, sampai sekarang belum ada panen di food estate di sana. "Food estate gagal, terlebih yang food estate singkong di Gunung Mas. Singkong di sana gagal tumbuh, kata Bayu dalam keterangannya kepada Tempo pada Senin, 22 Januari 2024. 

2. Hilirisasi

Peneliti Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Deni Friawan menyoroti pernyataan Gibran yang akan memperluas cakupan hilirisasi. Menurut dia, tidak semua kekayaan sumber daya alam Indonesia bisa seperti itu. 

"Tidak semua masalah jawabannya hilirisasi. Hanya karena Indonesia punya SDA (sumber daya alam) yang banyak, bukan berarti selalu Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari mengolah sumber-sumber hilir itu," kata Deni dalam acara CSIS Media Briefing Menanggapi Debat Keempat Capres-Cawapres di Gedung Pakarti Centre, Jakarta Pusat pada Senin, 22 Januari 2024.

3. Greenflation

Gibran menanyakan cara mengatasi greenflation kepada Mahfud Md dalam debat Cawapres. Gibran hanya melontarkan istilah greenflation, namun tidak mampu memberi penjelasan yang komprehensif.

Peneliti Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Deni Friawan mengatakan transisi energi tidak selalu menimbulkan inflasi atau greenflation. Deni menjelaskan, ada salah satu paper dari European Bank yang membahas mengenai hal itu. “Di paper itu dijawab tidak selalu demikian (transisi energi menimbulkan inflasi). Malah sebaliknya yang terjadi," katanya.

"Sayangnya yang bertanya juga sebenarnya enggak mengerti amat soal greenflation karena yang dibahas tentang demo di Prancis," ujarnya. 

4. Green Jobs

Gibran mengatakan sebanyak 5 juta lapangan kerja hijau atau green jobs bisa tercipta, salah satunya jika hilirisasi atau pengolahan hasil pertambangan terus dikawal. Greenpeace Indonesia menanggapi ucapan Gibran itu. "Gibran sedang memoles hilirisasi menjadi transisi energi yang palsu," kata Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Arie Rompas kepada Tempo, Senin, 22 Januari 2024.

"Sementara hilirisasi yang dimaksud sama Gibran adalah pekerjaan yang masih ekstraktif, seperti nikel dan biofuel yang masih merusak alam," ucap Arie. "Ini bertentangan dengan green jobs."

YOHANES MAHARSO JOHARSOYO | AMELIA RAHIMA SARI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus