Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sigi Indikator Politik Indonesia teranyar menunjukkan elektabilitas Ahmad Luthfi- Taj Yasin Maimoen unggul dari Andika Perkasa-Hendar Prihadi. Elektabilitas Lutfhi-Yasin tercatat sebesar 47,19 persen, sedangkan elektabilitas Andika-Hendar 43,46 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun unggul secara elektabilitas, peneliti senior Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi, mengatakan kedua pasangan calon tersebut bersaing ketat ketika responden disodorkan pertanyaan jika pemilihan gubernur berlangsung saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Seandainya pilgub dilaksanakan sekarang, yang menyebut nama Luthfi 39,82 persen, dan Andika 38,53 persen,” kata Burhanudin dikutip dari tayangan live Indikator Politik, Ahad, 17 November 2024.
Adapun ketika responden disodorkan nama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Luthfi-Yasin dipilih oleh 45,04 responden, kalah tipis dari Andika-Hendar yang dipilih oleh 41,52 persen responden. Pemilih yang tak menjawab atau belum tahu sebesar 13,44 persen.
Burhanudin mengatakan selisih dukungan tersebut masih berada dalam rentang margin of error yang ditetapkan sebesar 2,3 persen. Berkaca dari hal tersebut, lanjut dia, tidak bisa diambil kesimpulan siapa yang lebih unggul di pilkada Jateng saat survei berlangsung pada 7-13 November 2024.
“Karena selisih keduanya dalam margin of error, kami tak punya kesimpulan konklusif yang mengatakan Pak Luthfi unggul. Secara statistik keduanya imbang,” katanya. Dia mengatakan hasil survei tersebut bisa saja berubah menjelang hari pencoblosan.
Namun demikian, Burhanuddin tidak dapat membuktikan apakah keunggulan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen turut dipengaruhi oleh endorsement yang dilakukan oleh Presiden Prabowo dan presiden ke-7, Joko Widodo. Alasannya survei itu dilakukan sebelum Jokowi ikut kampanye dan pernyataan Prabowo mendukung calon yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu diumumkan secara terbuka.
Survei tersebut menggunakan sampel sebanyak 3.500 orang yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah, yang terdiri dari 100 responden di setiap kota. Toleransi kesalahan sekitar 2,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.