Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mars adalah planet yang sangat berbeda. Di sana terdapat gunung berapi besar, lembah yang dalam, dan kawah yang mungkin atau mustahil menampung air yang mengalir. Hal itu tentu menjadi lokasi yang luar biasa untuk dikunjungi oleh wisatawan di masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berandai-andai manusia sudah bisa pergi ke Mars, lokasi pendaratan harus berupa dataran demi keamanan. Namun, mereka mungkin juga bisa mendarat di sejumlah kontur geologi yang lebih unik.
Destinasi di Mars
Berikut adalah beberapa lokasi yang menarik di Mars untuk dikunjungi oleh wisatawan di masa depan menurut Space.com.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Gunung Olympus
Olympus adalah gunung berapi paling ekstrem di tata surya. Terletak di wilayah vulkanik Tharsis, ukurannya hampir sama dengan negara bagian Arizona. Tingginya 25 kilometer, setara hampir tiga kali Gunung Everest di Bumi. Olympus memiliki perisai raksasa yang terbentuk setelah lava perlahan menuruni lerengnya. Gunung kemiringan rata-ratanya hanya 5 persen.
2. Pegunungan Vulkanis Tharsis
Ketika mendaki di sekitar Olympus, Anda bisa melihat beberapa gunung berapi lain di wilayah Tharsis. Tharsis menampung 12 gunung berapi raksasa di zona dengan lebar sekitar 4.000 kilometer. Seperti Olympus, gunung-gunung Tharsis cenderung jauh lebih besar daripada yang ada di Bumi. Hal itu dikarenakan Mars memiliki tarikan gravitasi yang lebih lemah sehingga gunung berapi tumbuh lebih tinggi.
3. Valles Marineris
Tak hanya gunung berapi terbesar di tata surya, Mars juga memiliki lembah terbesar. Valles Marineris memiliki panjang sekitar 3.000 kilometer, empat kali lebih panjang dari Grand Canyon.
Para peneliti tidak yakin bagaimana Valles Marineris terbentuk, tetapi ada teori bahwa ada hubungannya dengan pembentukan Tharsis. Lava yang bergerak melalui wilayah vulkanik mendorong kerak ke atas, kemudian merekah di wilayah lain. Seiring waktu, retakan itu berkembang menjadi Valles Marineris.
4. Kutub Utara dan Kutub Selatan
Mars memiliki dua wilayah es di kutub-kutubnya dengan komposisi yang sedikit berbeda. Selama musim dingin, suhu di dekat kutub utara dan selatan sangat dingin sehingga karbon dioksida mengembun dari atmosfer menjadi es.
Prosesnya berbalik di musim panas ketika karbon dioksida menyublim kembali ke atmosfer. Karbon dioksida benar-benar menghilang di belahan bumi utara, meninggalkan lapisan es air. Tetapi beberapa es karbon dioksida tetap berada di atmosfer selatan. Semua pergerakan es ini berdampak besar pada iklim Mars.
5. Kawah Gale and Gunung Aeolis
5. Kawah Gale and Gunung Aeolis
Melalui pendaratan robot penjelajah “Curiosity” pada 2012, Kawah Gale menjadi bukti adanya air di Mars pada masa lalu. Mereka menemukan dasar sungai dan jejak air yang lebih luas di sepanjang dasar kawah. Saat ini Curiosity mencapai gunung berapi yang berdekatan bernama Mount Sharp (Aeolis Mons) dan terdapat fitur geologi di setiap lapisannya.
Salah satu penemuan yang lebih menarik dari Curiosity adalah temuan molekul organik yang kompleks di wilayah tersebut. Pada 2018, diumumkan bahwa molekul organik ini ditemukan di dalam batuan yang berusia 3,5 miliar tahun. Metana adalah unsur yang dapat diproduksi oleh mikroba atau fenomena geologis. Belum bisa dipastikan hal itu merupakan tanda kehidupan atau bukan.
6. Medusae Fossae
Medusae Fossae menjadi salah satu lokasi paling aneh di Mars. Sejumlah pihak berspekulasi bahwa di sana menyimpan bukti semacam kecelakaan UFO. Penjelasan yang lebih masuk akal yakni Medusae Fossae adalah endapan vulkanik yang sangat besar. Seiring waktu, angin memahat bebatuan menjadi beberapa formasi yang indah.
Para peneliti membutuhkan lebih banyak studi untuk mempelajari bagaimana sebuah gunung berapi bisa membentuk Medusae Fossae. Seperti hasil sebuah studi pada 2018, formasi itu mungkin terbentuk dari letusan gunung berapi yang sangat besar dan berulang. Iklim Mars pun ikut menghangat karena gas rumah kaca yang melayang ke atmosfer.
7. Lereng Lineae di Kawah Hale
Mars memiliki fitur aneh yang disebut “Recurring Slope Lineae” (RSL). Posisinya berada di sisi kawah yang curam selama cuaca hangat. RSL kemungkinan terbentuk dari air atmosfer atau aliran pasir kering. Peneliti harus melihat RSL lebih dekat untuk melihat sifat aslinya, tetapi potensi kontaminasi mikroba asing menjadi ancaman.
8. “Bukit Hantu” di Lembah Noctis Labyrinthus dan Hellas
Mars adalah planet yang sebagian besar dibentuk oleh angin lantaran air yang menguap seiring menipisnya atmosfer. Namun kita dapat melihat bukti air masa lalu yang begitu luas, salah satunya di wilayah Bukit Hantu. Para peneliti mengatakan bahwa daerah itu dulunya memiliki bukit pasir setinggi puluhan meter yang dibanjiri oleh lava atau air. Akibatnya, bagian dasar Bukit Hantu menjadi awet sementara puncaknya terkikis.
Plot twist-nya, mungkin ada mikroba yang bersembunyi di area terlindung dari bukit pasir tua ini. Mikroba tersebut aman dari radiasi.
SYAHDI MUHARRAM | SPACE
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.