Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Hadiah Nobel Kimia 2020: Dua Ilmuwan Perempuan dan Gunting Genomnya

Charpentie dan Doudna adalah perempuan keenam dan ketujuh yang berhasil meraih hadiah Nobel Kimia.

7 Oktober 2020 | 23.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Stockholm - Emmanuelle Charpentier dan Jennifer Doudna diumumkan sebagai pemenang hadiah Nobel Kimia 2020. Keduanya adalah ilmuwan perempuan yang menemukan metode rekayasa atau edit genom yang disebut dengan 'gunting genetika CRISPR/Cas9.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengumuman disampaikan Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia, lembaga pemberi hadiah Nobel, Rabu 7 Oktober 2020. Kepada keduanya diberikan hadiah senilai total 10 juta krona Swedia (sekitar Rp 16,2 miliar).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pernyataannya, akademi itu menyebut teknologi gunting genetika CRISPR/Cas9 memiliki dampak revolusioner karena kemampuannya untuk apa yang disebut menulis ulang kehidupan. Caranya, di antaranya memberi teknik baru pengobatan kanker dan mewujudkan impian menyembuhkan penyakit turunan.

"Kemampuan memotong DNA mana pun yang kita inginkan telah mengubah ilmu pengetahuan," kata salah satu anggota akademi, Pernilla Wittung Stafshede.

Sebelum ada temuan teknik gunting itu, rekayasa genetika dianggap mustahil dilakukan. Tapi kini bisa dilakukan dan dinilai memberi dampak sangat besar.

"Temuan ini tidak hanya mengubah ilmu pengetahuan dasar, tetapi juga pertanian yang inovatif, bahkan cara-cara baru pengobatan," kata Ketua Komite Nobel Kimia, Claes Gustafsson.

Charpentie, 51, adalah warga Prancis, yang kini terafiliasi dengan Max Planck Unit for Science of Pathogens, Berlin, Jerman. Sedang Doudna, 58, warga Amerika Serikat, saat ini masih aktif di University of California, Berkeley.

Mereka menjadi perempuan keenam dan ketujuh yang berhasil meraih hadiah Nobel Kimia sejak penghargaan itu diberikan pada 1901. Marie Curie jadi perempuan pertama yang menerima hadiah Nobel Kimia pada 1911 dan Frances Arnold jadi perempuan kelima yang menerima penghargaan tersebut pada 2018.

Charpentie, seperti dikutip dari akun Instagram resmi hadiah Nobel, berharap penghargaan akan mengirim pesan positif kepada para perempuan muda, khususnya mereka yang ingin mewujudkan mimpi dan karirnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, bahwa mereka juga dapat meraih penghargaan Nobel.

Namun yang lebih penting, ilmuwan ini menambahkan, "Hadiah ini juga menunjukkan bahwa perempuan yang berkarir di bidang ilmu pengetahuan, juga dapat memberi dampak lewat penelitian atau bidang ilmu yang mereka geluti."

Sejalan dengan tradisi pemberian hadiah Nobel, Kimia jadi bidang ilmu yang diumumkan setelah Nobel Fisika pada Selasa lalu. Untuk bidang Fisika tahun ini, hadiah Nobel diberikan kepada Roger Penrose, Reinhard Genzel dan Andrea Ghez karena kontribusi mereka menemukan lubang hitam--fenomena yang menunjukkan ada bagian ruang dan waktu dengan daya tarik atau gravitasi sangat kuat di alam semesta.

Sedang hadiah Nobel Kedokteran yang pertama diumumkan, pada Senin. Penerimanya juga trio ilmuwan pria, yakni Harvey Alter dan Charles Rice dari AS serta Michael Houghton asal Inggris. Ketiganya dianggap sangat berjasa karena telah mengidentifikasi virus Hepatitis C.

Sumber: Reuters | Nobelprize

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus