Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Science Film Festival kembali hadir di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Festival ini dinisiasi oleh Goethe Institut dengan menyoroti tema “Emisi Nol Bersih dan Ekonomi Sirkular” melalui film-film internasional dan sejumlah eksperimen sains.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Constanze Michel, mengatakan Science Film Festival 2024 mengangkat beragam karya film internasional yang berfokus pada pentingnya konsep nol bersih dan ekonomi sirkular dalam mengatasi tantangan krisis iklim. "Kami percaya, sains bisa menjadi sesuatu yang seru dan menyenangkan," kata Constanze, dalam keterangan tertulis pada Selasa, 15 Oktober 2024.
15 Film Diputar di Science Film Festival 2024
Goethe-Institut akan memutar 15 film dari 8 negara, yakni Jerman, Australia, Italia, Thailand, Chile, Brazil, Belanda, dan Kolombia. Festival ini juga diikuti enam eksperimen sains terkait dengan film-film yang akan dipraktikkan setelah penayangan. Menurut Constanze, melalui film, Goethe-Institut ingin memantik kreativitas dan inspirasi anak dan remaja di Indonesia, ASEAN, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika. "Agar lebih banyak generasi muda mempelajari dan mencintai sains," ucap dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film-film tersebut dijadwalkan diputar bergantian secara langsung di sekolah, universitas, pusat sains, komunitas, serta melalui Zoom. Festival ini menjangkau berbagai kota dan kabupaten seperti Ambon, Bandung, Buol Toli-Toli, Deli Serdang, Ende, Fakfak, Karo, Matauli Pandan, Poso, Pulau Buru, Surabaya, Waibakul, Yogyakarta, dan sejumlah daerah lainnya di Indonesia.
Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Constanze Michel, berpidato menjelang pembukaan Science Film Festival di Gedung A Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Jakarta Pusat, Selasa, 15 Oktober 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun.
Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, Ina Lepel, mengatakan dalam mewujudkan masa depan berkelanjutan, tema tahun ini amat relevan dengan perkembangan terkini. Inovasi ilmiah mengambil posisi penting dalam mencapai visi masa depan ini. "Dan membantu kita semua menurunkan jejak karbon serta mendorong praktik-praktik hidup berkelanjutan," tutur Ina.
Baik Indonesia, ASEAN, maupun Jerman di Uni Eropa, kata Ina, kedua negara tersebut menjadi pemimpin dalam upaya tersebut. "Melalui kerja sama yang setara, Indonesia dan Jerman dapat memadukan upayanya dan berkontribusi mewujudkan emisi nol bersih dan ekonomi sirkular yang lebih kuat," ujarnya.
Science Film Festival di Indonesia kali merupakan edisi ke-15. Festival ini menjangkau siswa-siswi sekolah dasar sampai sekolah menengah atas di 100 kabupaten/kota secara hibrid sejak 15 Oktober-30 November 2024. Festival tersebut didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kedutaan Besar Jerman; Rolls-Royce; Universitas Paramadina; Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya; Universitas Negeri Jakarta; dan Universitas Kristen Satya Wacana.