Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Alumni Studio Seni Keramik Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berjumlah 24 orang dari angkatan 1977-2003 menggelar pameran karya bertajuk Into Transition. Pameran kelompok bernama Ikatan Pemuda Pemudi Pencinta dan Pembuat Pottery atau IPPPPPOT itu berlangsung di Galeri Soemardja ITB sejak 15-29 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pameran ini adalah reuni berkarya seni keramik, baik bagi alumnus yang masih berkarya keramik maupun yang tidak,” kata ketua pameran Sandra S. Hariadi lewat keterangan tertulis, Jumat 15 November 2024.
Transisi dan Proses Berkarya
Menjalani transisi dan proses berkarya bagi alumni Studio Seni Keramik yang selama ini tidak berkarya menurutnya menjadi perjuangan tersendiri. Hingga muncul kejutan dari karya para alumni yang merupakan hasil dari proses transisi dan perkembangan berkarya keramik mereka sejak belajar di Studio Keramik ITB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Baik dari segi konsep, bentuk, dan bahan, semoga keinginan untuk berkarya keramik tetap menyala,” ujar Sandra.
Para alumni yang berpameran itu adalah Andar Manik, Anta Widjaja, Asmudjo Jono Irianto, Dadan Suhendar, Darsyah Alam, Deni Yana, Elina Farida Eksan, Feni Afiani, Heni Pujaswati, Ira Adriati, Ira D. Loebis. Kemudian Josephin Dyah Sari, Lie Fhung, Marintan Sirait, Mia Diwasasri, Natas Setiabudhi, Nugroho Sulistianto, Pujiastuti Sindhu, Rifky Effendy, Sandra S. Hariadi, Sasanti Puri Ardini, dan Uli Madewa.
Keramik Karya Alumni ITB
Karya Andar Manik berupa sepasang celengan yang berjudul Majapahit Piggy Bank. TEMPO/ANWAR SISWADI
Karya Andar Manik berupa sepasang celengan yang berjudul Majapahit Piggy Bank. Sedangkan Anta Widjaja membuat keramik berbentuk buku yang rusak dan terbakar dengan judul Bukukukakubeku. Sementara Asmudjo memajang patung orang setengah badan yang ditusuk besi-besi dengan judul Manusia.
“Karya keramik figuratif yang saya buat merefleksikan karakter keramik yang juga ada pada manusia,” katanya. Patungnya menyimbolkan sosok manusia yang kuat, tangguh, dan bisa menguasai makhluk hidup lain, namun sekaligus rapuh.
Karya keramik buatan Asmudjo Jono Irianto berjudul Manusia. TEMPO/ANWAR SISWADI
Kucing menjadi inspirasi seri karya Feni Afiani yang berjudul If it Fits, I Sleep. Bentuk keramiknya seperti vas bunga di ruang tamu itu menggambarkan polah tidur kucing di tempat yang tidak terduga atau berukuran sempit. Sementara Pujiastuti Sindhu membuat keramik berbentuk botol air minum plastik dengan judul The Bottles of Cat Series yang digambari kucing-kucing. Tema karyanya tentang cara sebagian orang yang mengusir kucing dari sekitar rumah dengan menempatkan botol-botol berisi air, walaupun efektivitasnya masih dipertanyakan.
Menurut Asmudjo Jono Irianto, transisi dari tanah liat menjadi keramik tampil beragam dalam pameran ini, dari mulai terakota, atau gerabah lunak (earthenware), gerabah batu (stoneware), sampai porselen. Bagi sebagian alumni, kembali berkarya dengan keramik setelah jeda panjang bukan hanya soal kembali ke medium tetapi juga soal menyambung kembali hubungan dengan masa lalu.
Transisi ini membuka beragam kemungkinan, mirip dengan proses kreatif tanah liat atau keramik yang menjadi metafora transisi itu sendiri. Dari tanpa bentuk menjadi terbentuk, dari sesuatu yang tidak permanen menjadi permanen dengan segala risikonya, seperti pecah saat proses pengeringan dan pembakaran.
ANWAR SISWADI