Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon, berharap Festival Film Indonesia atau FFI menjadi platform efektif untuk mengusung berbagai kearifan lokal dan keragaman budaya bangsa ke layar lebar. Hal itu bisa dimulai dengan memperbanyak kerja sama dengan berbagai pihak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mudah-mudahan dari festival film ini, kita bisa melihat karya-karya terbaik, pencapaian estetika terbaik dari insan perfilman Indonesia," kata Fadli Zon, di Auditorium Ki Hajar Dewantara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 14 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, dengan begitu hasil pencapaian estetika terbaik bisa terus dilirik publik di Tanah Air maupun khalayak internasional. Ia berharap pencapaian kemajuan film bisa menuai hasil seperti perfilman di negara tetangga. "Saya katakan bahwa Kementerian Kebudayaan ini adalah pelayanan bagi budayawan dan seniman kita," tutur dia.
Fadli Zon mengungkapkan bahwa Kementerian Kebudayaan yang sekarang ia pimpin adalah alat untuk mendukung kreativitas para seniman maupun budayawan. Kementerian itu, kata dia, bisa diperalat untuk mendukung berbagai sarana kebudayaan. "Kalau tidak diperalat, jangan salahkan kita," ucap Fadli, berseloroh, dalam acara persiapan penganugerahan Piala Citra Festival Film Indonesia. Dia menambahkan, kementeriannya bisa diperalat untuk kemajuan perfilman Indonesia.
3 Gagasan Utama Festival Film Indonesia
Ketua Komite FFI 2024-2026 Ario Bayu, mengatakan ada tiga hal besar yang dianggap sebagai gagasan yang cukup memberikan dampak luar biasa dalam kegiatan FFI. Pertama, upaya terus memperkokoh karakter dan identitas bangsa. Kedua, terus meluaskan cakrawala kolektif imajinasi bangsa Indonesia. Ketiga, berupaya memupuk aspek nilai-nilai kolektif sosial.
"Dari gagasan besar itu, kami berusaha merealisasikannya ke dalam pedoman FFI, juga ditambah dari insepsinya FFI," tutur Ario. Sehingga muncul pertanyaan alasan para pendahulu, Usmar Ismail dan Djamaluddin Malik, mendirikan FFI. Apa urgensinya? Apa yang ada dalam benak bapak pendiri perfilman?
Ternyata, kata Ario, ada dua hal yang ditemukan dalam gagasan Usmar dan Djamaluddin dalam mendirikan FFI. Pertama, ada skeptisisme tinggi terhadap karya-karya perfilman. Maka, FFI didirikan untuk meningkatkan tingkat apresiasi terhadap perfilman. Memberikan platform bagi film-film yang memenuhi syarat berdasarkan teknik ilmu pengetahuan, seni, atau video.
Kedua, dulu banyak sekali produk budaya luar yang membanjiri Indonesia lewat film. Sehingga kedua orang tersebut perlu memikirkan ketahanan budaya. Maka mereka merumuskan bahwa FFI merupakan garda terdepan menjaga narasi dan sosiologis kita. "Jadi kita bisa ketahui bahwa film itu sangat instrumental untuk membawa kekuatan lunak untuk negaranya," kata pemeran film Sehidup Semati itu.
Malam Anugerah Piala Citra FFI 2024
Didukung oleh Kementerian Kebudayaan, Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2024 akan berlangsung pada Rabu, 20 November 2024 di ICE BSD, Tangerang. FFI 2024 mengambil tema “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia”. Merandai memiliki makna mengarungi atau menjelajahi. Melalui tema tersebut, FFI 2024 ingin menjadi ruang kolaborasi untuk membangun ekosistem perfilman Indonesia yang lebih kreatif, inovatif, inklusif, dan produktif.
Salah satu yang spesial, FFI 2024 juga kembali menghadirkan penghargaan Piala Antemas untuk Film Indonesia Terlaris di bioskop. Piala Antemas sejatinya telah menjadi bagian dari penghargaan FFI sejak 1974 hingga 1992. Penghargaan Piala Antemas sempat terhenti, dan kembali berlanjut pada awal 2000-an, dan kembali ditiadakan.
Pilihan Editor: Daftar Nominasi Piala Citra FFI 2024, Siksa Kubur Mendominasi