Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari kedua Festival Musik Rock Hammersonic 2024 diprediksi bakal raih 20.000 penonton, dengan berbagai band yang siap mengguncang panggung seperti Atreyu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perharinya kita targetkan 20 ribu penonton. Tiket masih akan kita jual sampai dengan hari H penyelenggaraan, kata Dede Rianta alias Deri, perwakilan dari Ravel Entertainment selaku promotor Hammersonic Festival 2024, saat konferensi pers pada Kamis, 2 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atreyu merupakan band melodic metalcore dari Orange County, California, Amerika Serikat, yang terbentuk pada 1998. Band lima anggota ini sempat mengalami hiatus pada tahun 2011 sebelum kembali aktif pada 2014.
Saat ini, band ini terdiri dari vokalis Brandon Saller, gitaris Dan Jacobs dan Travis Miguel, bassis dan vokalis Marc Porter McKnight, dan drummer Kyle Rosa. Untuk mengenal lebih jauh tentang Atreyu, berikut rangkuman perjalanan band rock legendaris ini.
Perjalanan Atreyu
Muncul dari Southern California, Atreyu menciptakan suara hardcore yang jauh lebih dekat dengan Agnostic Front atau Hatebreed. Gitar yang distorsi ditambah drum yang menggelegar dan vokal yang kuat memberikan materi yang tepat untuk menyajikan metalcore yang unik.
Dikutip dari All Music, band metal ini awalnya dikenal dengan nama Retribution. Namun akhirnya mengubah namanya menjadi Atreyu, sesuai dengan karakter dari buku fantasi karya Michael Ende, The Neverending Story.
Setelah pergantian nama, mereka merilis album debut bertajuk Suicide Notes and Butterfly Kisses, pada 2002 di bawah bendera Victory Records. Sejak itu, Atreyu terus mengembangkan suara post-hardcore mereka yang penuh dentuman namun memiliki melodi yang tetap indah.
Album kedua berjudul The Curse menjadi titik balik setelah sukses album debut mereka. Album ini menandai pergeseran musik yang memiliki lebih banyak vokal melodi dan struktur lagu yang lebih matang. Meskipun berada di bawah label metalcore yang sukses, Victory Records, Atreyu tetap mempertahankan identitas gelap dan gotik mereka.
Pada 2006, album ketiga mereka, A Death-Grip on Yesterday, membantu memperluas jangkauan Atreyu ke arah mainstream. Meskipun lebih terbuka untuk pendengar yang lebih luas, album ini tetap mempertahankan elemen “keras” yang khas dari Atreyu.
Hiatus dan Reuni
Setelah merilis album kelima mereka, Congregation of the Damned, pada 2009, Atreyu memutuskan untuk mengambil istirahat dari tur dan rekaman pada Januari 2011. Namun pada 2013, mereka mengindikasikan keinginan untuk kembali ke akar musik mereka yang lebih keras, seperti yang terdengar dalam album kedua mereka, The Curse.
Pada Juli 2014, Atreyu secara resmi mengumumkan reuni mereka, menandai kembalinya mereka ke panggung musik. Mereka kembali dengan lagu baru, So Others May Live, dan merilis album Long Live pada 2015. Dilansir dari Last FM, reuni ini menghasilkan serangkaian album dan tur yang sukses, termasuk album terbaru mereka, The Beautiful Dark of Life, pada 2023.
Kesuksesan Atreyu dibuktikan pada album-album terbaik karier mereka seperti Lead Sails Paper Anchor (2007) dan Congregation of the Damned (2009) sebelum hiatus pada 2011. Setelah bersatu kembali empat tahun kemudian, mereka merilis Long Live (2015), In Our Wake (2018), Baptize (2021), dan The Beautiful Dark of Life (2023) yang membuktikan dominasi mereka dalam dunia metalcore.
Perjalanan panjang Atreyu dari masa awal mereka hingga kembali dari masa hiatus telah mengukir jejak yang mendalam dalam dunia musik metalcore. Dengan dedikasi mereka terhadap musik yang berani dan eksperimental, Atreyu terus menjadi salah satu kekuatan utama dalam genre mereka. Simak aksi mereka di Hammersonic 2024 malam ini, 5 Mei 2024.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | MARVELA | LAST FM
Pilihan editor: Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024