Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Distributor Audi dan VW di Indonesia, PT Garuda Mataram Motor (GMM), enggan berkomentar banyak mengenai rencana revisi pajak sedan oleh pemerintah. Namun perusahaan menyatakan, jika hal tersebut benar terjadi, pihak yang diuntungkan adalah konsumen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Secara praktis, yang diuntungkan pasti konsumen. Karena kalau pajak turun 10 persen saja sudah sangat lumayan berpengaruh pada harga jual,” kata Chief Operation Officer GMM Jonas Chendana kepada sejumlah wartawan dalam acara Audi dan VW Offensive SUV pada Sabtu, 24 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jonas mengaku pihaknya belum mempunyai strategi apa pun terkait dengan hal tersebut. “Saya mengharapkan turun. Tapi kalau (pajak sedan) tidak turun, ya, saya tidak mau berharap. Jadi saya belum bikin strategi,” ujarnya.
Menurutnya, penjualan sedan VW dan Audi memang tidak terlalu besar. “Kalau di VW itu sekitar 700-an unit per tahun. Kalau Audi sekitar 100 per tahun,” ucapnya. “Sekarang apa adanya saja, sih.”
Sebelumnya, pemerintah berencana melakukan revisi pajak sedan. Hal itu terkait dengan sedan yang terkena pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Pajak mewah tersebut mengakibatkan pasar sedan menjadi tidak sehat.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan pabrik ke dealer sedan hanya berkontribusi kurang dari 1 persen dari total penjualan nasional sepanjang 2017.
Selain kontribusi yang kecil terhadap pasar domestik, pasokan ke dealer sedan tahun lalu juga anjlok. Dibandingkan dengan 2016, penjualan ke dealer sedan turun 52,71 persen pada 2017.
Sedan dengan kubikasi mesin kurang dari atau sama dengan 1.500 cc turun paling banyak mencapai 52,71 persen. Diikuti sedang dengan kubikasi mesin lebih dari 3.001 cc, yang menyusut 42,41 persen, dan terakhir 1.501 cc-3.000 cc turun 15,32 persen. Revisi pajak sedan diperkirakan disahkan pada Maret 2018.