Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif lembaga kajian kebijakan PARA Syndicate, Ari Nurcahyo, mengkritik para elit politisi yang terlibat dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Menurut dia, kelakuan para elite inilah yang justru menjadi kompor kegaduhan, dan membuat pendukung masing-masing kubu 'panas'.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di ruang publik kita, terutama di media sosial, kegaduhan-kegaduhan politik banyak dipancing, diprovokasi, dikompori oleh para elite politik," kata Ari dalam diskusi publik bertajuk Demokrasi Siap Menang Siap Kalah Dalam Pilpres 2019, di Hotel Sentral, Jakarta Pusat, Selasa, 30 April 2019.
Ari mencontohkan pada video viral yang beredar di media sosial dua hari belakangan ini. Dalam video itu, nampak beberapa pejabat Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin sedang menghormat pada Jokowi dengan mengucapkan 'Siap Presiden'.
Video itu seolah-olah menyindir calon presiden Prabowo Subianto yang sebelumnya juga mendapat hormat sekaligus ucapan serupa dari kelompok Persatuan Purnawirawan Indonesia Raya (PPIR). "Ketika saya menerima video itu, saya bilang: Kalau begini caranya kita tidak akan pernah dewasa dalam berpolitik. Karena elite politik kita sendiri saling nyinyir satu sama lain," ujar Ari.
Politik, kata Ari, adalah persoalan persepsi. Ia berujar kenyinyiran antar politisi yang berbeda kubu dapat dibaca publik sebagai sebuah peristiwa besar. Padahal, pertemanan antar politisi bisa baik-baik saja meskipun berbeda kubu.
Ia lalu mengambil contoh interaksi antar politisi beda kubu yang menjadi pembicara dalam diskusi tersebut, yakni Lukman Edi (kubu Jokowi) dan Ahmad Riza Patria (kubu Prabowo). "Nanti kita lihat, ada bang Riza sama mas Lukman, itu disini mereka saling kritik dan nyinyir, selesai ini mereka biasa saja."
Kata Ari, keduanya bisa keluar bareng dan ngiopi bareng setelah saling kritik di forum. “Tetapi persepsi publik sangat besar, seakan-akan dua orang dari dua kubu ini bermusuhan," kata dia.
Ari menambahkan ada realitas yang tidak terdeteksi publik dalam panggung perpolitikan. Oleh karena itu, ia meminta para politisi di level elite bisa menjadi teladan serta membawa diskursus-diskursus berkualitas yang membawa manfaat bagi masyarakat.