Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Kimia Farma Apotek (KFA) mengunjungi rumah keluarga BMJ yang mayatnya ditemukan di gudang Apotek Kimia Farma Hidayatullah, Samarinda, Kalimantan Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Operasional KFA Muhardiman mengatakan selain menyampaikan belasungkawa, kunjungan itu sebagai bukti pihaknya akan kooperatif menjalani proses penyelidikan yang dilakukan kepolisian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dihadapan keluarga, Muhardiman menyampaikan akan membantu kepolisian menyelidiki kasus ini hingga terang benderang. "Terkait dengan penyelidikan, kami sangat kooperatif. Kami berkomitmen untuk tidak mentolerir sekecil apapun bentuk kejahatan," kata Muhardiman melalui keterangan resminya, Sabtu, 23 Maret 2024.
Muhardiman pun mengatakan, pihaknya mempersilahkan kepolisian Samarinda memeriksa seluruh pegawainya dalam proses penyelidikan ini. "Jika memang ada pihak kami yang terbukti terlibat silakan diproses secara hukum," ucap Muhardiman.
Muhardiman mengatakan, dalam peristiwa ini diduga terjadi kesalahpahaman antara pihak keluarga dengan KFA soal kejanggalan kematian BMJ, 55 tahun. Untuk itu dengan silaturahmi itu juga diharapkan dapat terjalin silaturahmi dan kesalahpahaman yang terjadi selama ini tidak terulang kembali.
"Kami mewakili Manajemen Kimia Farma Apotek turut berduka cita yang sangat mendalam atas musibah yang terjadi pada keluarga Almarhumah.Mudah-mudahan beliau diberikan tempat terbaik di sisi-Nya, diampuni segala dosa dan diterima amal baiknya," ucap Muhardiman.
Diberitakan sebelumnya, pada 18 Februari 2024, seorang wanita berinisial BMJ ditemukan meninggal dunia di gudang penyimpanan milik Kimia Farma.
Menurut keterangan saksi, korban awalnya berada di RSJ Atma Husada Mahakam Samarinda bersama suaminya untuk mendapatkan perawatan. Saat menunggu obat, korban mengeluh kehausan, yang membuat suaminya keluar sejenak untuk membeli minuman.
Namun, ketika suami kembali, korban telah menghilang bersama obat yang diberikan oleh rumah sakit.
Pencarian yang dilakukan oleh suami korban di sekitar apotek dan satpam rumah sakit tidak membuahkan hasil. Beberapa hari kemudian, pada Ahad, 18 Februari 2024, mayat korban kemudian ditemukan di gudang Kimia Farma.