Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng PT Kimia Farma Tbk meluncurkan produk inovasi yaitu TB-Scan atau Kit Ethambutol. TB Scan ini diklaim sebagai satu-satunya alat di dunia yang mampu mendiagnosis Tuberculosis (TB) di dalam dan di luar paru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodesimetri BRIN, Tita Puspitasari menyebutkan, Indonesia menduduki peringkat ketiga penderita TB di dunia setelah India dan Cina. TB, menurutnya, merupakan penyakit menular dan dapat menimbulkan kematian yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut ia menyebutkan, selain menginfeksi organ paru, bakteri Mycobacterium tuberculosis juga menyerang organ lain seperti otak, tulang, kelenjar getah bening, persendian, dan lainnya. “Metode deteksi bakteri TB yang tersedia saat ini hanya dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi TB pada organ paru, sedangkan infeksi TB ekstra paru sulit dilakukan,” ungkap Tita dilansir dari laman resmi BRIN pada Ahad, 9 Oktober 2022.
Tita mengklaim PT. Kimia Farma Tbk dan BRIN meluncurkan hasil inovasi anak negeri yang merupakan satu-satunya produk di dunia yang dapat mendiagnosis penyakit tuberkolosis di paru dan ekstra paru. "Karena TB Scan memiliki tingkat akurasi, sensitivitas, spesifitas, positive predictive value, dan negative predictive value yang baik,” imbuhnya.
Tita berharap dengan diluncurkannya TB-SCAN ini, kapasitas industri farmasi nasional terutama yang berbasis radiofarmaka bisa diperbesar dan diperkuat. Saat ini, kata dia, pasokan radiofarmaka masih didominasi oleh produk impor, padahal pasar dalam negeri sebetulnya masih cukup besar. Hal ini merupakan tantangan dan kesempatan industri farmasi nasional untuk melangkah lebih lanjut ke proses alih teknologi.
TB-Scan merupakan produk inovasi Kit Radiofarmaka pertama di dunia untuk deteksi TB. Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk telah menghilirisasi Kit Radiofarmaka lain yang diteliti bersama BRIN, seperti Kit MDP untuk deteksi pencitraan tulang, Kit DTPA untuk deteksi perfusi ginjal dan Kit MIBI untuk deteksi perfusi jantung.
"Ke depan kami berkomitmen untuk senantiasa mengsukseskan hilirisasi penelitian lainnya untuk dirasakan manfaatnya,” terangnya.
Pengembangan TB-Scan atau Kit Ethambutol ini dimulai sejak 2015. Namun, jauh sebelumnya penelitian ini dilakukan di laboratorium di Bandung, kemudian dilanjutkan penelitian untuk peningkatan kapasitas produksi di laboratorium di Serpong.
Wening Lestari, peneliti ahli muda sekaligus tim peneliti TB-Scan menjelaskan selama tahap penelitian, terutama ketika tahap peningkatan kapasitas, BRIN telah bekerja sama dengan PT.Kimia Farma. “Pada tahapan ini kerja sama dilakukan melalui pendampingan dari PT.Kimia Farma,” terangnya.
Pendampingan yang dimaksud terkait dokumen yang harus dipenuhi untuk pengembangan produk. Dokumen tersebut nantinya di daftarkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan nomor ijin edar.
Pelaksanaan uji klinis dilakukan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Data-data hasil uji klinis yang sangat mendukung berhasil diperoleh dari kegiatan uji klinis ini.
TB Scan atau Kit Ethambutol ini sudah mengantongi izin edar dari BPOM dengan nomor DKL2112432144A1, tanggal 22 Februari 2021. Pada saat ini beberapa Rumah Sakit telah memesan produk TB-Scan, di antaranya RSUP Karyadi, RSUP H. Adam Malik, RSPAD Gatot Soebroto, dan RS MRCCC Siloam.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.