Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ditugasi khusus oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk memimpin Asuransi Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko mulai mere-strukturisasi perusahaan di berbagai sisi. Salah satunya memperpanjang pembayaran pokok (roll over) polis nasabah produk JS Saving Plan—produk investasi sekaligus proteksi jiwa. Langkah ini ditempuh karena kebijakan investasi Jiwasraya bertumpu pada investasi berisiko tinggi. Manajemen portofolio tidak mempertimbangkan profil jatuh tempo sehingga timbul selisih antara liabilitas dan aset yang tidak dapat dicairkan. “Kami melakukan asesmen sendiri untuk menemukan celahnya di mana,” kata Hexana kepada Retno Sulistyowati dan Reza Maulana dari Tempo, Jumat pagi pekan lalu.
Apa yang Anda temukan ketika masuk ke Jiwasraya?
Kami diangkat pemegang saham untuk merestrukturisasi perusahaan. Agar resepnya sesuai, kami temukan penyakitnya tanpa prejudice kepada masa lalu. Kesimpulannya: perusahaan ini terekspos pada level tertinggi, yaitu risiko strategis. Kalau perusahaan terekspos pada strategic risk, sebenarnya pengaruhnya tidak mendadak. Butuh proses pelan-pelan, tapi bisa mati.
Di mana letak risiko itu?
Kami temukan ada produk-produk yang berhubungan dengan risiko suku bunga dan bersifat guarantee. Walhasil, hanya besar di dalam neraca tapi tidak menghasilkan return yang bagus. Jadi dikelola dengan high risk high return karena memaksimalkan return di sisi aset. Tapi risikonya adalah, ketika pasar berbalik, yang tadinya tinggi jadi kejeblos. Semestinya memakai manajemen portofolio untuk menghitung risiko.
Kenapa banyak produk yang jatuh tempo sementara investasi tidak bisa dicairkan?
Perusahaan tidak menerapkan manajemen portofolio. Yang harus dilihat bukan hanya komposisi, tapi juga maturity pro-file (profil jatuh tempo) dari aset. Karena tidak disiapkan seperti itu, ketika pasar terguncang, terjadilah mismatch. Ada liabilitas yang jatuh tempo tapi asetnya tidak bisa dicairkan.
Bagaimana Anda meladeni protes nasabah?
Kami dekati mereka dengan telepon dan mengirim pesan pendek. Setiap progres yang kami lakukan dilaporkan, meskipun belum hasil final.
Anda menelepon nasabah langsung?
Kami punya tim layanan. Kami bilang bahwa perusahaan belum bisa membayar. Mereka menuntut harus bayar sekarang. Kami belum bisa cairkan aset yang menjadi cadangan karena ada risiko likuiditas.
Lalu apa solusinya?
Program roll over ini adalah restrukturisasi ringan. Yang ikut perpanjangan sudah di atas 32 persen. Ini masih berjalan karena kami komunikasi lewat pesan pendek, baik pertemuan one-on-one maupun grup.
Kapan rencana pembayaran kepada nasabah?
Namanya proses pasti ada negosiasi, uji tuntas, dan laporan. Kami tidak bisa mengatakan persisnya, yang penting sudah ada ancar-ancarnya.
Audit Badan Pemeriksa Keuangan 2016 menyebutkan penempatan investasi tidak hati-hati. Bagaimana sebetulnya prosedur penempatan dana?
Kebijakan investasinya sangat sederhana. Mereka hanya menerjemahkan peraturan dari regulator, tapi tidak mendetailkan di lingkup internal perusahaan. Itu yang kami transformasi, termasuk membuat kebijakan portofolio untuk investasi, menerapkan manajemen risiko dan good corporate governance.
Jadi tidak ada peraturan mengenai penempatan investasi?
Sebelumnya tidak, tapi sekarang lebih detail. Misalnya 30 persen akan berbentuk surat utang negara. Prioritas nomor dua adalah instrumen yang dekat dengan badan usaha milik negara dengan rating tertentu. Setelah itu, masuk berapa persen di saham dan di reksa dana. Kami punya investasi properti. Kami akan jaga risiko di level medium sampai medium high. Kalau industrinya sunset, kami tidak akan ke sana.
Bagaimana pengawasan terhadap pengelolaan keuangan ini?
Saya ciptakan lembaga baru. Namanya asset liability management committee. Kami juga berencana mentransformasi keagenan karena dari ribuan agen yang produktif hanya sedikit.
Dalam audit BPK ada indikasi moral ha-zard penempatan dana di saham-saham yang terafiliasi dengan pihak tertentu....
Saya datang ke Jiwasraya portofolionya sudah seperti itu. Tapi saya belum bisa berkomentar karena sedang didalami. Kami tunggu hasil audit BPK dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo