Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Perfeksionis Ingin Segala Sesuatu Berjalan Sempurna, Berikut Dampak Negatifnya

Meskipun dapat memotivasi, sikap perfeksionis yang tidak terkendali juga berdampak buruk terhadap kesehatan psikologis dan hubungan sosial.

18 Agustus 2024 | 23.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perfeksionis merupakan sikap orang yang ingin segala sesuatunya sempurna. Sikap ini mendorong seseorang ingin terus unggul namun terkadang cenderung tidak realistis, meski dapat memotivasi, sikap perfeksionis yang tidak terkendali juga berdampak buruk terhadap kesehatan psikologis dan hubungan sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari psychologytoday.com, adapun perfeksionisme ditandai dengan standar yang tidak rasional dan kritik terhadap diri sendiri yang keras. Keinginan perfeksionis mencakup komitmen pribadi untuk menjadi sempurna dan kekhawatiran perfeksionis mencakup kekhawatiran dan ketakutan akan menjadi tidak sempurna.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih lanjut berikut adalah dampak buruk sikap perfeksionis :

1. Kelelahan emosional

Perfeksionis mempengaruhi kesejahteraan emosional, sebab cenderung sulit mendapat kepuasan dari pekerjaannya. Walaupun perfeksionis bersifat memotivasi, namun apabila tidak dikendalikan dapat menyebabkan kelelahan fisik maupun mental.

2. Produktivitas menurun

Seorang perfeksionis ingin segala sesuatunya terorganisasi dengan cara tertentu untuk memungkinkan meraih prestasi impaknya terjadi penundaan yang menyebabkan penurunan produktivitas. Pada akhirnya sikap tersebut justru menyebabkan stres dan kerentanan.

3. Masalah kesehatan jasmani

Seorang perfeksionis rentan mengalami gangguan pola  makan. Kebutuhan akan kontrol ketat atas hidup menyebabkan gangguan obsesif kompulsif.

4. Hubungan sosial terganggu

Dikutip dari WebMD, sikap perfeksionisme juga berpotensi mengganggu hubungan sosial dengan keluarga atau teman, terutama soal standardisasi tinggi terhadap orang-orang. Sikap itu rentan menyebabkan stres dan tekanan dalam menjalin hubungan sosial.

5. Gangguan kecemasan dan depresi

Perilaku perfeksionis juga memicu kecemasan dan depresi, hal ini terjadi ketika realita atau hasil yang diperoleh tidak memenuhi standar tinggi yang diterapkan. Beberapa orang juga mengalami kondisi yang disebut dengan perfeksionis emosional, umumnya orang dengan perilaku ini akan menyembunyikan perasaan cemas dan depresinya.

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI |  WEBMD| SHARISYA KUSUMA RAHMANDA
Pilihan editor: Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus