Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Ereksi Bermasalah, Bisa Jadi Itu Tanda Penyakit Parkinson

Disfungsi ereksi merupakan pertanda adanya penyakit Parkinson, kondisi otak yang menyebabkan tremor, isu motorik, dan hilangnya keseimbangan.

10 September 2019 | 05.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin banyak yang sudah tahu jika penis bermasalah dapat menjadi tanda yang mendasari penyakit jantung. Namun, sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Neurology mengungkapkan bahwa disfungsi ereksi merupakan pertanda adanya penyakit Parkinson, kondisi otak yang menyebabkan tremor, isu motorik, dan hilangnya keseimbangan atau koordinasi tubuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam studi tersebut, para peneliti memantau lebih dari 3.000 laki-laki yang baru saja didiagnosis mengalami disfungsi ereksi dan lebih dari 12.000 laki-laki sehat. Para peneliti menemukan bahwa 52 persen laki-laki yang mengalami disfungsi ereksi (DE) kemungkinan mengidap penyakit Parkinson tujuh tahun mendatang tanpa diikuti dengan masalah lain pada penisnya, bahkan setelah dilakukan penyesuaian faktor-faktor lain yang lebih condong pada hubungan yang dijalani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, saat para peneliti melihat kondisi kesehatan peserta lebih spesifik, mereka menemukan bahwa risiko seseorang terserang Parkinson lebih besar. Laki-laki dengan diabetes dan disfungsi ereksi tiga kali lebih besar terserang Parkinson, sementara laki-laki dengan tekanan darah tinggi dan disfungsi ereksi dua kali lebih besar terserang Parkinson dibanding dengan laki-laki sehat.

Apa yang terjadi? Disfungsi ereksi dikontrol oleh sistem saraf autonomik yang bertanggung jawab untuk memberitahu pembuluh darah untuk membesar saat terangsang, dan kemudian berereksi. Disfungsi menghambat kemampuan penis untuk mengeras, dan disfungsi ereksi juga ditemukan pada kasus Parkinson.

Peneliti juga mengungkapkan bahwa rendahnya testosteron juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Pada penderita Parkinson juga kerap ditandai dengan rendahnya testosteron. Garis besarnya, perubahan sekecil apapun yang terjadi pada tubuh dapat menjadi petunjuk adanya masalah kesehatan pada penis, apakah pertanda risiko penyakit jantung atau mungkin tanda-tanda awal Parkinson. Segera kunjungi dokter jika penis mengalami kesulitan untuk mengeras.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus