Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Gangguan Tidur Hipersomnia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Hipersomnia adalah kondisi medis di mana seseorang mengalami rasa kantuk yang berlebihan atau kesulitan bangun tidur untuk waktu yang lama.

27 Juli 2024 | 12.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hipersomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan dan keinginan untuk tidur sepanjang hari, meskipun seseorang sudah tidur dalam durasi yang normal atau bahkan lebih dari biasanya. Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan berdampak pada kesehatan fisik serta mental. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gejala hipersomnia dapat bervariasi dari satu individu ke individu lain, namun secara umum, tanda-tanda berikut sering ditemukan pada penderita hipersomnia, seperti yang dilansir dari Healthline. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Rasa Kantuk yang Berlebihan: Seseorang dengan hipersomnia merasa mengantuk secara konstan sepanjang hari, meskipun sudah tidur dalam jumlah waktu yang cukup. Mereka sering merasa sulit untuk tetap terjaga dan fokus pada aktivitas harian.

2. Kesulitan untuk Bangun dari Tidur: Salah satu gejala paling mencolok adalah kesulitan yang signifikan untuk bangun dari tidur. Bahkan setelah tidur lama, penderita mungkin merasa lelah dan berat untuk bangkit dari tempat tidur.

3. Tidur Lebih Lama dari Biasanya: Penderita hipersomnia sering kali tidur lebih lama dari durasi tidur rata-rata, tetapi tetap merasa lelah dan kurang segar setelah bangun tidur. Durasi tidur yang lebih lama ini sering kali tidak membantu dalam mengurangi rasa kantuk.

4. Gangguan Konsentrasi dan Kognisi: Rasa kantuk yang berlebihan dapat mengganggu kemampuan untuk berkonsentrasi, memori, dan fungsi kognitif lainnya. Ini bisa memengaruhi produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan.

5. Tidur Berulang di Siang Hari: Penderita hipersomnia mungkin merasa perlu tidur beberapa kali sepanjang hari untuk merasa lebih segar. Ini dapat menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari dan interaksi sosial.

Hipersomnia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan tidur, kondisi medis, dan gangguan mental. Beberapa penyebab umum meliputi:

1. Gangguan Tidur:

   - Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur neurologis yang menyebabkan rasa kantuk ekstrem dan serangan tidur tiba-tiba di siang hari. Penderita narkolepsi mungkin juga mengalami katapleksi (kelemahan otot yang tiba-tiba), halusinasi, dan gangguan tidur malam.

   - Sleep Apnea
Sleep apnea adalah kondisi di mana pernapasan terhenti sejenak selama tidur, menyebabkan kualitas tidur yang buruk dan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari.

2. Gangguan Mental:

   - Depresi: Gangguan suasana hati seperti depresi sering kali dikaitkan dengan hipersomnia. Penderita depresi mungkin merasa sangat lelah dan cenderung tidur lebih banyak dari biasanya.

   - Gangguan Kecemasan: Stres dan kecemasan dapat mempengaruhi pola tidur dan menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan. Kondisi ini sering kali memengaruhi kualitas tidur dan menyebabkan kelelahan di siang hari.

3. Kondisi Medis Lainnya:

   - Sindrom Kelelahan Kronis: Kondisi ini ditandai dengan kelelahan ekstrem yang tidak membaik dengan istirahat. Penderita sindrom kelelahan kronis sering kali merasa lelah meskipun tidur cukup dan mengalami penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.

   - Fibromyalgia: Gangguan kronis yang menyebabkan nyeri otot dan kelelahan. Kelelahan yang terkait dengan fibromyalgia seringkali mempengaruhi kemampuan untuk tetap terjaga dan berfungsi secara normal.

Masih dari sumber yang sama, mengatasi hipersomnia memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk identifikasi penyebab yang mendasarinya dan penerapan strategi pengelolaan yang sesuai. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi hipersomnia:

1. Konsultasi Medis: Langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter atau spesialis tidur untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Dokter mungkin akan melakukan tes tidur seperti polisomnografi atau pemantauan tidur di rumah untuk menentukan penyebab hipersomnia.

2. Perbaiki Kualitas Tidur:

   - Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman: Pastikan kamar tidur gelap, sejuk, dan bebas dari gangguan seperti suara bising atau cahaya terang.

   - Tetapkan Rutinitas Tidur yang Konsisten: Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari untuk membantu mengatur ritme sirkadian dan meningkatkan kualitas tidur.

3. Kendalikan Stres dan Kecemasan: Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi rasa kantuk di siang hari.

4. Hindari Konsumsi Kafein dan Alkohol: Kafein dan alkohol dapat mempengaruhi pola tidur dan kualitas tidur. Hindari konsumsi kafein beberapa jam sebelum tidur dan batasi alkohol untuk mengurangi gangguan tidur.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus