Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengonsumsi terlalu banyak vitamin D bisa memunculkan sejumlah gejala yang kadang sulit dibedakan dari masalah kesehatan lain. Contohnya rasa haus, sering kencing, dan mual, dan bisa juga kebingungan dan merasa lemah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Efek utama vitamin D di tubuh adalah meningkatkan konsentrasi kalsium, menurut Dr. Maryann Amirshahi, pengajar kedokteran darurat di Universitas Georgetown dan salah satu direktur di National Capital Poison Center di Washington, D.C.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tanda dan gejala keracunan vitamin D dengan orang yang mengalami kenaikan kadar kalsium dalam darah, yakni kebingungan, mual, muntah, nyeri perut, sering kencing, dan dehidrasi," ujarnya kepada Fox News Digital.
Institut Kesehatan Nasional (NIH) mengingatkan kadar vitamin D terlalu tinggi dalam darah (lebih dari 375 nmol/L or 150 ng/mL) bisa menyebabkan mual, muntah, otot lemah, linglung, nyeri, hilang nafsu makan, dehidrasi, sering kencing, haus, dan batu ginjal. Jika kadar vitamin D sudah terlalu tinggi bisa menyebabkan gagal ginjal, denyut jantung tak beraturan, dan bahkan kematian. Keracunan vitamin D bisa tergantung pada banyak faktor, misalnya masalah kesehatan yang menyertai seperti penyakit ginjal, sebut Amirshahi.
"Faktor penting lain sudah berapa lama orang tersebut minum vitamin D dosis tinggi. Seringkali, dosis besar (50.000-150.000 IU, tergantung ukuran tubuh) masih bisa ditoleransi tapi overdosis kronis bisa lebih berbahaya," tambahnya.
Dosis berbahaya dan keracunan vitamin D biasanya disebabkan minum suplemen diet secara berlebihan dengan kandungan vitamin D terlalu tinggi, kata NIH. Penyebabnya bisa kesalahan produksi suplemen yang menyertakan kadar vitamin D terlalu banyak atau dokter yang tak tepat saat memberi resep.
"Kita tak bisa mendapat cukup vitamin D dari sinar matahari karena kulit membatasi jumlah vitamin D yang diprosesnya," sebut NIH.
Penanganan korban overdosis
Jka seseorang mengalami overdosis, penanganan segera adalah dengan berhenti meminum suplemen dan membatasi pola makan mengandung kalsium, menurut Mayo Clinic. Dokter juga mungkin menyarankan terapi dan pengobatan, termasuk kortikosteroid atau bisfosfonat.
"Kami juga bisa memberi pengobatan arang aktif di IGD jika orang overdosis vitamin D untuk membantu mengikatnya sebelum diserap usus," ujar Amirshahi.
Namun cara ini hanya bisa dilakukan pada yang segera mendapat penanganan dan hanya overdosis vitamin D, tanpa penyerta. Jika vitamin D sudah terlanjur terserap usus, pengobatan utamanya adalah mengurangi kadar kalsium dalam darah. Caranya bisa dengan cairan infus atau obat-obatan penurun konsentrasi kalsium. Dalam kasus yang parah dan cara di atas tak bisa diterapkan, makan akan dilakukan dialisis untuk membuang kelebihan kalsium.