Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Akademisi mengingatkan pentingnya adab, kecakapan digital, dan pemahaman mengenai keamanan digital dalam menggunakan media sosial dalam lokakarya bertajuk "Netizen Cerdas: Panduan Bijak dalam Dunia Media Sosial" yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Rabu, Maret 2024. Dosen Fakultas Komunikasi Universitas Pancasila, Diana Anggraeni, mengatakan adab dan etika bermedia sosial mencakup penghormatan pada privasi dan hak orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diana mengatakan pengguna media sosial juga semestinya berkomunikasi secara sopan dan santun, menghargai toleransi dan keberagaman, tidak melakukan perundungan maupun pelecehan, dan tidak menyebarkan kabar bohong. Di samping itu, ia menjelaskan pentingnya pengguna media sosial memahami rambu-rambu keamanan dan aturan seputar pemanfaatan media digital.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi, agar penggunaan media sosial dapat optimal dengan baik perlu sekali untuk mengenali audiens, fokus, dan konsisten terhadap rambu keamanan digital. Sebarkan konten yang positif dan mendidik serta jalin kolaborasi untuk menciptakan kreativitas yang membangun. Mari menjadikan ruang media sosial yang mencerminkan nilai-nilai ke-Indonesia-an sebagai tempat belajar, berinteraksi, dan bertumbuh kembang sekaligus wadah untuk mengaktualisasikan diri sebagai bangsa yang bermartabat," katanya.
Butuh kecakapan digital
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Pandu Digital, Anshar Syukur, mengayakan beraktivitas di media sosial butuh kecakapan digital. Menurutnya, orang yang memiliki kecakapan digital adalah yang mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi keuangan digital.
Dia juga menjelaskan pentingnya berperilaku positif dalam menggunakan media sosial, yaitu melakukan interaksi yang konstruktif, menghargai, dan bertanggung jawab. Anshar mengingatkan rekam jejak digital bisa mempengaruhi reputasi dan citra diri yang selanjutnya dapat berdampak terhadap upaya membangun hubungan maupun jejaring.
"Rekam jejak digital juga relevan dengan membangun jejaring atau networking, pengaruh dalam hubungan pribadi, serta masalah keamanan digital," jelasnya.
Sementara itu, Dosen Universitas Multimedia Nusantara, Rismi Juliadi, mengungkapkan pentingnya menjaga keamanan data dan privasi selama beraktivitas di ruang digital.
"Agar aman dari ancaman privasi di dunia digital, sebaiknya gunakan perangkat yang terpercaya dan hanya mengunduh aplikasi yang aman atau tersertifikasi. Lalu, aktifkan sistem keamanan dua langkah dan jangan mengumbar data pribadi di media sosial. Waspadai pertemanan dengan orang yang tak dikenal," ujarnya.
Pilihan Editor: Usia Rentan Anak Muda Alami Gangguan Jiwa karena Media Sosial