Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter mengingatkan wanita untuk menjaga kualitas sel telur dengan diet yang baik dan cukup olahraga. Spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi dan reproduksi, Mila M, mengatakan olahraga rutin dan menerapkan diet rendah karbohidrat penting untuk kualitas sel telur atau ovarium yang baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Olahraga teratur, setiap hari, bukan tiga kali per minggu, kemudian pola makan tinggi protein dan rendah karbohidrat. Mulai sejak dini, jangan kalau sudah 40 tahun baru diet rendah karbohidrat," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dokter yang yang berpraktik di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo itu, olahraga dapat memperlambat penuaan dan membantu mengeradikasi radikal bebas dan memperbaiki proses folikulogenesis, yakni pematangan folikel ovarium atau terkait perkembangan sel telur, dengan lebih baik.
Diet rendah karbohidrat
Sementara itu, diet rendah karbohidrat disarankan karena pola makan tinggi karbohidrat dikaitkan dengan kualitas sel telur yang kurang baik dan bahkan dapat menyebabkan wanita tidak berovulasi atau tidak ada sel telur yang pecah setiap bulannya.
"Kalau diet tidak seimbang, tinggi karbohidrat, terjadi resistensi insulin, di mana ada reseptor yang mirip reseptor insulin. Iu sudah terganggu siklus menstruasi kita. Androgennya akan tinggi, pasti kualitas telur akan berkurang," jelas Mila.
Selain itu, wanita juga perlu mencukupi kebutuhan asupan serat harian, termasuk bagi penderita sindrom polikistik ovarium (PCOS), yakni penyakit ketika sel telur tidak berkembang secara normal. PCOS dianggap sebagai masalah ovulasi dan infertilitas yang ditandai antara lain haid tidak teratur, obesitas, dan gangguan fungsi insulin.
"Salah satu teori PCOS adalah DOGMA (Dysbiosis of Gut Microbiota) yang terkait bakteri pada usus. Jadi, diet tinggi serat itu sangat membantu, bukan cuma pasien PCOS tetapi juga pada semua kondisi," kata Mila.
Pilihan Editor: Inilah Penyebab Terjadinya Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)