Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hukum

Selesai Tadarus Hendak Lerai Perang Sarung, Remaja di Pandeglang Tewas Dikeroyok

Seorang pelajar SMA yang hendak melerai perang sarung justru menjadi korban pengeroyokan hingga tewas.

18 April 2022 | 14.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Pandeglang - EA, pelajar SMA  Mandalawangi, Pandeglang tewas dalam aksi tawuran perang sarung di Kampung Kadu Cina, Desa Gunung Sari, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, Banten.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kapolres Pandeglang Ajun Komisaris Besar Belny Warlanyah mengatakan, remaja 17 tahun itu meregang nyawa dalam aksi pengeroyokan dengan menggunakan sarung yang telah diikatkan dengan benda-benda keras. "Meninggal dunia akibat kejadian perang sarung tersebut," ujarnya Senin, 18 April 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Belny, perang sarung  antara anak-anak Kampung Kadu Cina dan Kampung Bale Gede itu terjadi pada Sabtu 16 April, pukul 02.00 dinihari atau saat menjelang makan sahur.

"Anak-anak menyabetkan sarungnya kepada lawan, pada ujung sarung sudah diisi batu atau benda keras sehingga dapat menimbulkan luka serius ketika mengenai lawan," kata  Belny.

Kemudian, kata Belny, kelompok anak dari Kampung Kadu Cina terdesak oleh serangan  dari kelompok anak Kampung Bale Gede, akhirnya berlari untuk bersembunyi dan mencari pertolongan dengan masuk ke dalam masjid. 

Ketika anak-anak masuk ke dalam masjid, korban EA yang sedang tadarusan, dan karena mendengar kegaduhan kemudian korban keluar menghampiri dan melerai perang sarung tersebut. "Namun nahas korban EA malah menjadi sasaran dan dikeroyok oleh anak-anak dari Kampung Bale Gede hingga pingsan," tutur Belny.

Korban langsung dibawa oleh keluarganya ke RSUD Berkah Pandeglang, namun pihak RSUD Berkah Pandeglang merujuk ke RS lain yang lebih lengkap karena luka korban cukup serius.

"Oleh pihak keluarga, akhirnya korban dibawa ke Rumah Sakit Bedah Benggala Kota Serang dan pada Minggu (17/04) sekira pukul 18.00 WIB korban dinyatakan meninggal dunia," ucapnya.

Belny mengatakan, Polsek Mandalawangi terus melakukan koordinasi dengan Kepala Desa, para tokoh dan unsur Forkopimda Kecamatan Mandalawangi untuk mengantisipasi aksi balasan dengan menyiagakan personel di lokasi. Hal ini untuk memonitor situasi dan memastikan tidak terulang aksi perang sarung.

Belny menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya pemuda akibat aksi perang sarung itu. "Pihak kepolisian turut berduka cita atas meninggalnya remaja di Mandalawangi yang diakibatkan oleh perilaku berandalan jalanan, kami akan fokus untuk segera dapat menangkap pelakunya dan memproses pidananya hingga putusan pengadilan," kata Belny.

Dia meminta partisipasi aktif masyarakat bersama Polres untuk bersama membubarkan kelompok remaja dan melakukan penggeledahan terhadap kerumunan remaja sehingga tidak membiarkan tawuran terjadi.

JONIANSYAH HARDJONO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus