Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan milisi Houthi terhadap kapal-kapal yang melintasi perairan Yaman telah membuat kawasan Laut Merah tidak aman dan mengganggu rantai pasok dunia. Amerika Serikat pun mengirim kapal induk bertenaga nuklir USS Theodore Roosevelt.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapal induk USS Theodore Roosevelt telah tiba di perairan dekat Yaman. “Kelompok Tempur Kapal Induk Theodore Roosevelt (TRCSG) tiba di wilayah operasi Armada Ke-5 Amerika Serikat pada tanggal 12 Juli 2024 untuk mencegah agresi, meningkatkan stabilitas regional, dan melindungi arus bebas perdagangan di wilayah tersebut,” kata Komando Pusat Amerika Serikat (US Centcom) di akun media sosial X.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wilayah operasi Armada Ke-5 Amerika Serikat itu membentang sekitar 6,5 juta kilometer persegi wilayah perairan, termasuk Teluk Arab, Laut Merah, Teluk Oman, dan sebagian Samudera Hindia. Wilayah operasi itu lebih luas dari gabungan seluruh wilayah negara anggota ASEAN dijadikan satu.
USS Roosevelt akan bergabung dalam Operasi Penjaga Kemakmuran (Operation Prosperity Guardian), operasi militer gabungan pimpinan Amerika yang bertujuan untuk melindungi pelayaran dagang di Laut Merah dan Teluk Aden.
USS Roosevelt ditempatkan di sana untuk menggantikan armada kapal induk USS Dwight D. Eisenhower, yang telah kembali ke Amerika pada akhir Juni 2024. Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, yang terafiliasi dengan Houthi, menyatakan bahwa pasukannya telah menembakkan rudal balistik dan rudal penjelajah ke USS Eisenhower. Dia mengklaim bahwa “operasi ini berhasil mencapai tujuannya” dan memaksa kapal induk itu meninggalkan Laut Merah.
Komando Pusat Amerika Serikat membantah klaim Houthi tersebut. Kementerian Pertahanan Amerika atau Pentagon menyatakan bahwa kapal induk itu ditarik dari Laut Merah karena akan digantikan dengan USS Theodore Roosevelt. Kapal USS Eisenhower dianggap telah melampaui masa beroperasinya selama lebih dari delapan bulan di sana.
Sebelum ditugaskan di Laut Merah, USS Roosevelt beroperasi di kawasan Asia Pasifik. Pada akhir Juni lalu, kapal itu berlabuh di Kota Busan, Korea Selatan untuk ikut latihan militer trilateral Freedom Edge dengan Korea Selatan dan Jepang.
Kedatangan kapal itu membuat gusar Korea Utara. Pyongyang mengecam kunjungan kapal induk itu sebagai “upaya-upaya provokatif yang dilakukan Amerika dan Korea Selatan”.
Houthi Rudal Kapal Tanker
Meskipun kapal induk USS Roosevelt telah datang, Houthi masih melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi perairan Yaman.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, yang terafiliasi dengan Houthi, mengumumkan bahwa pasukannya telah menyerang kapal Chrysalis di Laut Merah. Ini serangan kedua setelah di Selat Bab al-Mandab.
Saree mengatakan bahwa angkatan laut, unit drone, dan unit rudal mereka telah melakukan operasi militer gabungan yang menyasar kapal Chrysalis di Laut Merah. “Kapal tersebut menjadi sasaran karena melanggar keputusan larangan akses ke pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki Israel oleh perusahaan pemilik kapal tersebut,” kata Saree dalam pernyataan yang dirilis kantor berita Yaman Saba pada 12 Juli 2024.
Kapal itu, kata Saree, sudah dua kali menjadi sasaran. Yang pertama terjadi saat kapal itu melintasi Laut Merah dan yang kedua di Teluk Bab al-Mandab. Keduanya diserang dengan sejumlah rudal balistik dan drone.
“Operasi Angkatan Bersenjata Yaman tidak akan berhenti kecuali agresi dihentikan dan pengepungan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dicabut,” kata Saree, merujuk pada agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Tidak ada konfirmasi mengenai serangan Houthi ini. Badan Keamanan Maritim Inggris (UKMTO), yang biasanya mengumumkan peringatan atas serangan pada kapal-kapal yang melintasi Laut Merah, juga tidak menerbitkan pengumuman mengenai Chrysalis hingga Sabtu, 13 Juli 2024. Tidak ada kabar pula mengenai kondisi Chrysalis.
Reuters melaporkan pada 12 Juli 2024 bahwa perusahaan jasa keamanan Inggris, Ambrey, menerima laporan dari sebuah kapal dagang tentang terjadinya dua ledakan rudal di perairan sebelah barat Mocha, kota pelabuhan Yaman. Posisi itu termasuk kawasan Teluk Merah antara Yaman dan Eritrea. Satu rudal menghantam air dan satu lagi meledak di udara. “Kapal tersebut menahan transmisi sistem identifikasi otomatisnya pada saat itu. Ambrey sedang menyelidiki afiliasi kapal tersebut dengan profil target Houthi,” kata Ambrey.
Chrysalis adalah kapal tanker minyak mentah berbendera Liberia. Kapal itu dioperasikan oleh Genel Denizcilik Nakliyati Anonim Sirketi atau Geden Line, perusahaan transportasi laut yang berbasis di Istanbul, Turki.
Sejak Oktober 2023, Houthi telah menyerang lebih dari 150 kapal Amerika Serikat, Inggris, dan Israel yang melintasi Laut Merah dan sekitarnya. Aksi ini mereka lakukan sebagai repons terhadap serangan Israel ke Gaza.
Houthi telah menyerang kapal-kapal itu dengan drone dan rudal canggih bikinan mereka sendiri, tapi Amerika menuding Iran telah memasok senjata canggih ke Houthi. Badan Intelijen Pertahanan Amerika (DIA) menyodorkan sejumlah bukti yang mereka temukan dari bekas rudal yang digunakan Houthi untuk menyerang kapal kargo M/T Strinda yang mirip dengan rudal Iran. Namun, Iran berkali-kali membantah tuduhan tersebut dan menyatakan Houthi telah mengembangkan senjatanya sendiri.
Bagaimana Houthi Menguasai Yaman? Baca selengkapnya: Houthi dan Jalan Buntu Yaman
Pilihan editor:
- Iran Bantah Tudingan Amerika Serikat soal Pengiriman Rudal ke Houthi di Yaman
- Intelijen Amerika Serikat Beberkan Bukti Rudal Houthi Selundupan Iran
- Houthi Serang Kapal Kargo Amerika Serikat yang Melintasi Laut Merah, Jenderal Iran Bangga
- Amerika Serikat Kecam Transfer Senjata Canggih Iran ke Houthi, termasuk Rudal Balistik