Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan Rusia akan membalas tindakan negara-negara Barat yang mengambil alih aset-aset kedaulatan Rusia. Moskow akan mengajukan langkah hukum melawan pihak-pihak yang terlibat dalam ‘pencurian’ aset-aset Rusia total senilai 260 miliar euro (Rp4.578 triliun) yang saat ini masih dibekukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gertakan itu disampaikan Peskov setelah Uni Eropa mengungkap akan mulai mengirimkan bunga yang diperoleh dari uang Rusia ke Ukraina dalam tempo beberapa pekan ke depan. Diplomat Uni Eropa Josep Borrell pada Senin, 22 Juli 2024, mengatakan bunga tahap pertama dari dana yang dibekukan total senilai 1.4 miliar euro (Rp24 triliun) akan diberikan ke Kyev pada Minggu pertama Agusuts 2024 untuk mendanai pembelian senjata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tindakan pencurian semacam itu tidak bisa dibiarkan tanpa pembalasan. Uang kami bukan hanya dicuri, namun juga dihabiskan untuk membeli senjata,” kata Peskov, Selasa, 23 Juli 2024.
Negara-negara Barat membekukan hampir USD300 miliar (Rp4.867 triliun) aset-aset milik Bank Sentral Rusia setelah meletup perang Ukraina pada 2022. Sebagian besar dana yang tidak dapat bergerak disimpan di lembaga penyimpan dan kliring terbesar di Eropa bernama Euroclear.
Sebelumnya pada Mei 2024, Uni Eropa menyetujui sebuah rencana untuk menggunakan bunga dari aset-aset Rusia yang dibekukan untuk mendukung proses pemulihan di Ukraina dan pertahanan militer. Di bawah kesepakatan itu, sekitar 90 persen hasil penjualan aset-aset Rusia diperkirakan akan masuk pendanaan bantuan militer Ukraina dan 10 persen lainnya dialokasikan untuk mendukung Kyev lewat cara lain.
Juru bicara Menteri Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengutuk rencana transfer uang ini. pihaknya pun berjanji akan melakukan pembalasan yang keras. “Kami telah berulang kali mengatakan kami akan membalas dengan tegas. Kami akan bertindak berdasarkan kepentingan nasional dan mereka akan merasakannya,” ujarnya, Selasa, 23 Juli 2024.
Pada Juni 2024, negara anggota G7 menggelar rapat di Italia. Dalam pertemuan itu, di antaranya dicapai kesimpulan untuk menggunakan bunga yang diperoleh dari uang Rusia yang dibekukan untuk mendanai pinjaman USD50 miliar (Rp811 triliun) guna bantuan Kyev membeli senjata dan membangun kembali infrastruktur yang rusak.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: Yordania Mengecam Israel yang Anggap UNRWA Organisasi Teroris
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini