Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menambah pasukan dan persenjataan berat di wilayah Donetsk dalam beberapa pekan terakhir, meskipun jumlah dan aktivitasnya tidak sebesar tahun lalu, kata prajurit Ukraina yang bertugas di garis depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan suara tembakan artileri yang terdengar di kejauhan di sekelilingnya, salah satu dari tiga tentara yang mengoperasikan howitzer Hiatsynt, Vitaliy, 22 tahun, mengatakan dia merasakan peningkatan tersebut setelah kembali dari cuti bulan lalu.
“Mungkin sekitar sebulan yang lalu, saat itulah Anda mulai merasakannya di mana-mana,” kata Vitaliy.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reuters diminta untuk tidak mengungkapkan lokasi tepatnya atau menyebutkan nama brigade mereka karena pecahnya pertempuran sengit baru-baru ini di garis depan mereka.
Ketiga awak howitzer, yang direbut dari pasukan Rusia tahun lalu dan masih menunjukkan tanda "Made in Russia" pada bannya, mengatakan bahwa mereka telah memperhatikan peningkatan tersebut.
Namun, awak Hiatsynt, serta tentara Ukraina lainnya di berbagai bagian garis depan, mengatakan bahwa tren jangka panjangnya adalah penurunan signifikan dalam penembakan artileri Rusia dibandingkan tahun lalu.
Komandan kru, Oleksandr, 45 tahun, yang blak-blakan dan bergigi emas, mengatakan mereka hanya bisa menebak dari mana Rusia mendapatkan amunisi tambahan tersebut.
“Saya tidak tahu dari mana datangnya peluru-peluru ini,” katanya sambil menunjuk ke arah beberapa kawah baru-baru ini di dekat posisinya.
Badan intelijen Korea Selatan mengatakan pada hari Rabu bahwa tetangganya Korea Utara telah memasok lebih dari satu juta peluru ke Rusia sejak Agustus.
Moskow dan Pyongyang membantah adanya transfer senjata dari Korea Utara untuk digunakan dalam perang Rusia melawan Ukraina.
“Fakta bahwa, jika benar, mereka menerima cukup banyak peluru dari Korea (Utara), kami pasti merasakannya,” kata Vitaliy.
Meski meningkat, pergerakan di lini depan sangat sedikit.
“Perang menjadi lebih bersifat posisi dibandingkan sebelumnya, semua orang berdiri di posisi masing-masing, tidak ada pergerakan,” kata Volodymyr, 43 tahun. “Kami juga tidak maju ke mana pun, dan mereka pun tidak maju.”
REUTERS