Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Langit malam sepanjang Oktober 2020 bakal semarak oleh empat hujan meteor. Intensitas hujan meteor itu ada yang mirip pertunjukan bola api. Pengamat bisa melihatnya langsung tanpa alat teropong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hujan meteor Draconid yang tergolong minor akan berlangsung singkat 6–10 Oktober. Di puncaknya pada 8 Oktober, setiap jam akan melesat sekitar 10 meteor dari sisa debu komet 21P Giacobini-Zinner.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Hujan meteor ini bisa dinikmati setelah matahari terbenam sampai rasi bintang Draco tenggelam pukul 21.32 WIB,” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan Bandung, Kamis lalu, 1 Oktober 2020.
Pengamatan hujan meteor Draconid itu mengarah ke utara. Menurutnya agak sulit menemukan rasi bintang Draco ini karena posisinya terhitung rendah di cakrawala. Lokasi pengamatan terbaiknya yaitu tempat yang bebas polusi cahaya.
Selesai hujan meteor Draconid, puncak hujan meteor Taurid Selatan menyusul pada 10 Oktober. Jumlah meteornya yang berasal dari butiran debu Asteroid 2004 TG10 dan sisa debu Komet 2P Encke itu biasanya tidak lebih dari 5 meteor per jam. “Menariknya, hujan meteor Taurid ini seperti bola api,” kata Avivah.
Mengutip dari laman Langit Selatan, hujan meteor dari rasi bintang Taurus itu ternyata sudah berlangsung sejak 10 September lalu dan akan terus terjadi sampai 20 November nanti. Melesat dengan kecepatan sekitar 28 kilometer per detik, meteor Taurid bisa diamati setelah matahari terbenam. Sementara rasi Taurus terbit di arah timur sampai terbenam menjelang fajar di barat.
Hujan meteor Taurid Selatan bisa diamati tanpa gangguan cahaya yang dipantulkan Bulan sampai tengah malam. Saat itu rasi Taurus sudah berada di titik tertingginya di langit dan bisa menampilkan atraksi meteor yang menarik untuk diamati.
Hujan meteor delta Aurigid jadi penampil ketiga di langit Oktober. Berlangsung 10–18 Oktober, hujan meteor ini memuncak pada 11 Oktober 2020. Saat itu akan melesat tiga meteor per jam berkecepatan sekitar 64 kilometer per detik. Kemunculannya di atas horison mulai pukul 22.26 WIB sampai fajar menyingsing.
Hujan meteor Orionid dari rasi bintang Orian menjadi penutup ssekaligus pamungkas karena bakal lebih banyak atraksinya. Saat puncaknya pada 21 Oktober, sekitar 25 meteor per jam bakal melesat dengan kecepatan 66 kilometer per detik.
Hujan meteor dari sisa debu komet Halley ini sebenarnya berlangsung dari 2 Oktober sampai 7 November. Rasi Orion terbit pukul 22.14 WIB di arah timur dan bisa diamati sampai terbit fajar.