Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PETUAH Presiden Joko Widodo untuk mendongkrak elektabilitas dilaksanakan dengan saksama oleh Partai Solidaritas Indonesia. Dalam pidato ulang tahun PSI yang ke-4 pada akhir tahun lalu, Jokowi meminta partai baru yang mendukungnya sebagai calon presiden itu meniru gaya kampanyenya saat berlaga dalam pemilihan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. “Presiden ingin kader partai baru rajin memperkenalkan diri ke rumah-rumah warga,” kata Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni, Jumat pekan lalu.
Menurut Antoni, Jokowi membagikan resepnya setelah melihat tingkat keterpilihan PSI tetap rendah meski masa kampanye telah berjalan. Sejumlah lembaga survei memperkirakan PSI sulit menembus ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Sigi Lingkaran Survei Indonesia dan Indikator Politik, misalnya, menyebutkan elektabilitas PSI cuma 0,2 persen.
Setelah diberi masukan oleh Jokowi, partai berlambang mawar putih itu langsung membenahi model kampanyenya. Pengurus memetakan lagi basis pemilih dan simpatisan. Berdasarkan riset internal partai teranyar, pendukung PSI berasal dari kelompok pemilih rasional dengan tingkat ekonomi menengah ke atas dan komunitas muslim moderat yang tinggal di perkotaan. “Model kampanye kami microtargeting ke dua segmen pemilih itu,” ujar Antoni.
Terhadap dua kelompok pemilih itu, PSI mengkampanyekan isu-isu bertema toleransi dan antikorupsi. Pada November tahun lalu, PSI lantang menyerukan penolakan terhadap peraturan daerah berbasis agama. Sebulan berikutnya, PSI merilis daftar partai politik yang mengusung bekas narapidana menjadi calon legislator dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, 9 Desember.
PSI pun merancang program bertajuk “Solidarity Tour” ke Jawa Timur mulai akhir Januari lalu. Agendanya antara lain berkunjung ke sejumlah pondok pesantren untuk memperkenalkan program PSI dan menjelaskan fitnah yang menyerang Jokowi. Ketua Umum Grace Natalie, misalnya, bertamu ke Pondok Pesantren Al-Fattah asuhan Agus Abdul Majid Fattah di Lamongan. Antoni menyambangi Abdul Hamid Manan, pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Ihsan di Sampang, Madura.
Hary Tanoesoedibjo di JCC, Senayan, Jakarta, Maret 2018. TEMPO/Subekti
Pada saat yang sama, kata Antoni, PSI menyiapkan iklan kampanye di televisi. Namun Komisi Pemilihan Umum baru mengizinkan iklan kampanye tayang pada 24 Maret 2019. Menyiasati aturan ini, PSI berkonsultasi dengan Badan Pengawas Pemilu soal batasan kampanye di media pada pekan kedua Januari lalu. Versi Badan Pengawas Pemilu, partai dibolehkan beriklan sebelum masanya asalkan tak menampilkan logo dan nomor urut partai serta tak memaparkan program kerja.
Iklan PSI sudah tayang di beberapa stasiun televisi swasta dalam sepekan terakhir. Grace Natalie tampak memperkenalkan diri sebagai Ketua Umum PSI dengan latar serba merah seperti warna dominan partai. Dalam salah satu iklan, Grace melemparkan teka-teki bernada humor. Pada edisi 14 Februari, ia tampil membahas hari kasih sayang alias Hari Valentine. “Kami sudah menyiapkan tujuh serial yang akan diputar selama tiga pekan,” Antoni menjelaskan.
Petunjuk Jokowi dijalankan pula oleh Partai Perindo, yang juga mengusungnya sebagai calon presiden. Sebagaimana PSI, Perindo mulai rajin menyambangi rumah warga. Menurut Sekretaris Jenderal Perindo Ahmad Rofiq, partainya turun ke lapangan membawa isu dukungan terhadap pengusaha kecil, mikro, dan menengah, yang jumlahnya di seluruh Indonesia, menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, sekitar 59 juta orang.
Rofiq menuturkan, dukungan dari sepersepuluh jumlah pengusaha mikro akan menjadi modal penting partainya untuk melampaui ambang batas parlemen. Dengan jumlah pemilih tetap sekitar 192 juta, tiap partai membutuhkan sedikitnya 7,7 juta suara agar bisa lolos ke Senayan. “Relawan dan kader kami terus berkampanye dengan topik mencetak pengusaha-pengusaha mikro baru,” ujar Rofiq.
Sektor usaha mikro bukan hal baru bagi Perindo. Sejak Perindo beralih dari organisasi kemasyarakatan menjadi partai politik pada 2015, Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo aktif membagi-bagikan gerobak kuliner bercorak burung rajawali, lambang Perindo. Menurut Rofiq, partainya telah menyebarkan 100 ribu gerobak di seluruh Indonesia. “Jika bisnis satu pengusaha binaan kami berkembang, lalu mengajak orang lain ikut, pasti ada efek elektoralnya,” katanya.
Rofiq mengklaim isu usaha mikro dan pembagian gerobak mengatrol elektabilitas partainya. Berdasarkan survei internal, suara Perindo sudah mencapai 3,4 persen. Adapun sigi terbaru sejumlah lembaga survei, antara lain Charta Politika pada Januari lalu, mencatat keterpilihan Perindo masih 2,7 persen. Tetap saja angka-angka tersebut masih di bawah ambang batas parlemen.
Ancaman tak lolos parlemen tidak hanya dihadapi oleh partai baru, tapi juga oleh partai lawas yang duduk di Senayan pada periode 2004-2019. Salah satunya Partai Hati Nurani Rakyat.
Survei Indikator Politik mencatat elektabilitas Hanura pada Januari 2019 sekitar 1,1 persen. Pada periode yang sama, tingkat keterpilihan partai pimpinan Oesman Sapta Odang ini versi Charta Politika cuma 0,6 persen. Padahal, pada Pemilihan Umum 2014, suara Hanura mencapai 5,2 persen dari total pemilih atau sekitar 6,5 juta suara.
Sekretaris Jenderal Hanura Herry Lontung Siregar menjelaskan, partainya mengusung program kampanye penghapusan ujian nasional untuk menarik suara pemilih, khususnya kelompok milenial. Dalam kalkulasi internal partai, jumlah pemilih yang berkepentingan dengan topik ujian nasional sedikitnya 1,5 juta orang—mereka yang berusia 17 tahun dan pertama kali ikut pemilu. “Jumlah itu diasumsikan bertambah tiga kali lipat karena ikut menarik suara orang tua murid,” ujar Herry.
Rofiq mengklaim isu usaha mikro dan pembagian gerobak mengatrol elektabilitas partainya. Berdasarkan survei internal, suara Perindo sudah mencapai 3,4 persen. Adapun sigi terbaru sejumlah lembaga survei, antara lain Charta Politika pada Januari lalu, mencatat keterpilihan Perindo masih 2,7 persen. Tetap saja angka-angka tersebut masih di bawah ambang batas parlemen.
Herry optimistis pencapaian Hanura pada Pemilu 2019 bisa menyamai perolehan suara lima tahun lalu. Selain membidik pemilih pemula, Hanura menyiapkan masing-masing dua saksi di 800 ribu lebih tempat pemungutan suara pada 17 April nanti. Menurut Herry, saksi tersebut adalah kader dan relawan yang pasti mencoblos Hanura. Dengan potensi dukungan dari kelompok pelajar dan keluarganya serta kader di tempat pencoblosan, Herry mengklaim tinggal membutuhkan sedikitnya 3,2 juta suara untuk mengamankan kursi di Senayan. “Sisanya ditutup dari pendukung kami lima tahun lalu,” katanya. “Saya yakin separuhnya akan kembali mendukung kami.”
Tak seperti partai lain, Partai Garuda membangun sistem berbasis teknologi untuk menggaet pemilih. Ketua Umum Garuda Ahmad Ridha Sabana mengatakan sistem itu bekerja secara real-time merekam aktivitas kampanye calon legislator dan kader.
Menurut Ridha, kader diwajibkan mengunggah potret kartu tanda penduduk pendukung Partai Garuda. Profil tiap pendukung tersimpan di dalam basis data partai, termasuk nomor teleponnya. Basis data ini, kata Ridha, berguna untuk merawat loyalitas pendukung setelah dikunjungi kader dan calon legislator. “Dengan satu klik di sistem itu, kami bisa menyebarkan program dan konten kampanye ke WhatsApp pribadi para pendukung,” ujar Ridha.
Sistem teknologi itu baru efektif mengumpulkan sekitar 500 ribu dukungan masyarakat per akhir Januari lalu. Survei Indikator Politik mencatat elektabilitas Garuda hanya 0,7 persen. “Pokoknya kami ikhtiar sampai hari pencoblosan,” kata Ridha.
RAYMUNDUS RIKANG
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo