Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengkritik penyeragaman anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) putri saat pengukuhan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Panser, Kalimantan Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aturan penyeragaman itu dibuat oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Aturan BPIP itu mengharuskan Paskibraka putri melepas jilbab saat pengukuhan mereka sebagai pengibar bendera di Istana Kepresidenan IKN pada 17 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pancasila sebagai titik temu, bukan titik nginjek, titik gebuk," tulis Cak Imin, sapaan Muhaimin, dalam unggahan akun X pribadinya @cakimiNOW, dikutip pada tanggal 16 Agustus 2024.
Menurut dia, keputusan menggunakan jilbab atau tidak merupakan hak semua orang dan tidak bisa dipaksakan. "Makanya saya protes orang berjilbab dipaksa lepas jilbabnya, atau gak mau berjilbab dipaksa berjilbab. Ini kan prilaku yang gak ngerti Pancasila sebagai titik temu keberagaman Indonesia," ucap Cak Imin.
Sebagai negara yang kaya dengan keberagaman, menurut dia, terlalu ekstrem ada satu golongan memaksakan pemahamannya dalam menerjemahkan makna Pancasila. Menurut dia, pemaksaan pemahaman atas Pancasila yang melenceng itu berpotensi menciptakan perpecahan. "Itu ongkosnya bakal mahal banget," ujar Cak Imin.
Menurut Wakil Ketua DPR tersebut, pancasila penting untuk dipahami sebagai titik temu keberagaman Indonesia, selain sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa. "Pancasila sebagai titik temu ini ya jangan dilupakan," jelas Cak Imin.
Jika dilupakan, Cak Imin meneruskan, nantinya Pancasila hanya dijadikan alat gebuk kelompok yang dianggap mempunya pandangan lain. Penyalahgunaan tafsir tersebut, yang menurut Cak Imin, berbahaya.
"Atas nama Pancasila orang ditembak tanpa melalui proses hukum, atas nama Pancasila orang dipersekusi karena iman dan keyakinannya," ujarnya. "Yang gitu-gitu kan sering kejadiannya dan emang pernah kejadian."
Kepala BPIP Yudian Wahyudi menjelaskan pertimbangan sehingga anggota Paskibraka 2024 melepas jilbabnya saat pengukuhan pada Selasa lalu. Ia mengatakan tujuan anggota Paskibraka putri melepas hijab adalah untuk mengangkat nilai-nilai keseragaman dalam pengibaran bendera.
"Karena memang kan dari awal Paskibraka itu uniform (seragam),” kata Yudian ketika memberi pernyataan pers di Hunian Polri, di kawasan Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Rabu, 14 Agustus 2024.
Yudian mengatakan BPIP memutuskan untuk menyeragamkan tata pakaian dan sikap tampang Paskibraka 2024. Ketentuan itu tertuang dalam Surat Edaran Deputi Diklat BPIP Nomor 1 Tahun 2024. Dalam surat edaran tersebut, tidak terdapat pilihan berpakaian hijab untuk anggota Paskibraka 2024.
Mochamad Firly Fajrian dan Sultan Abdurrahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.