Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Usap-usap Calon Pendamping

Anies Baswedan mulai melirik calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam Pemilihan Umum 2024. Berupaya menepis tudingan intoleran yang muncul sejak pemilihan kepala daerah Jakarta.

9 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENYAMBUT Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan pengurus Partai Demokrat yang menemaninya pada Jumat, 7 Oktober lalu, sebagai keluarga dan pasukannya. Agus, Ketua Umum Partai Demokrat, lantas menyebutkan bahwa hari itu juga mereka menjadi anggota pasukan dan keluarga Anies.

Percakapan Agus dan Anies di kantor pengurus pusat Partai Demokrat itu diceritakan dua pengurus partai tersebut kepada Tempo. Adapun Agus menyatakan para pejuang AHY—inisial putra mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu—telah menjadi pejuang Anies. “Insya Allah ini merupakan keberlanjutan dari perjuangan bersama,” demikian isi pesan di akun Instagram Agus.

Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan sempat bertemu empat mata sebelum mereka berdiskusi dengan pengurus Demokrat. “Mereka antusias menyimak pesan Mas Agus dan Mas Anies,” ujar Kepala Badan Pemenangan Pemilu Demokrat Andi Arief.

Pertemuan Anies dan pengurus Demokrat menjadi safari politik pertama Gubernur Jakarta itu setelah resmi dideklarasikan sebagai calon presiden oleh Partai NasDem, Senin, 3 Oktober lalu. Besar kemungkinan Demokrat akan bergabung dengan NasDem dan mendukung pencalonan Anies. Partai politik lain yang juga berpeluang mendukung Anies adalah Partai Keadilan Sejahtera.

Baca: Manuver Surya Paloh dan Jusuf Kalla Menjadikan Anies Baswedan Calon Presiden

Anies bukan orang baru di Demokrat. Pada 2014, ia mengikuti konvensi calon presiden partai itu, tapi kalah bersaing oleh bekas Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan—juga tidak diajukan sebagai calon presiden oleh Demokrat. Namun kini dukungan dari Demokrat disebut-sebut bukan hanya cek kosong.

Di kalangan internal Demokrat, nama Agus digadang-gadang akan dipasangkan dengan Anies. Saat Anies datang ke kantor Demokrat, ia tanpa sungkan memperkenalkan relawan Anies-AHY. Dua petinggi Demokrat membenarkan kabar bahwa putra sulung Yudhoyono itu akan diajukan sebagai calon pendamping Anies Baswedan.

Sumber yang sama bercerita, Demokrat mengincar efek ekor jas dengan menjadikan Agus sebagai calon wakil presiden. Partai itu berharap perolehan suara yang dalam dua pemilihan umum terakhir merosot dari 10,19 persen menjadi 7,77 persen bisa melonjak. Namun dua elite Demokrat itu mengatakan partainya tak akan memaksakan Agus sebagai pendamping Anies.

Bagaimanapun calon wakil presiden akan ditentukan oleh anggota koalisi lain. Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Andi Mallarangeng menuturkan partainya meminta Anies bertemu dengan petinggi PKS dan berdiskusi lagi dengan NasDem. “Kalau semua klop, kami siap deklarasi,” tuturnya.

Adapun Anies mengatakan pertemuan dengan Demokrat menjadi penanda untuk berjalan bersama menghadapi Pemilihan Umum 2024. “Keinginan untuk berjalan bersama itu bergerak dari seluruh arah,” ujarnya.

Tiga orang dekat Anies bercerita, bekas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sudah mengkalkulasi sosok calon wakil presiden. Nanti calon yang akan menjadi wakil presiden akan menyesuaikan dengan lawannya dalam Pemilu 2024. Selain itu, mereka menghitung kekuatan teritorial calon wakil presiden di daerah agar bisa menambah pundi-pundi suara.

Baca: Peran Mantan Pendukung Jokowi yang Kini Menyokong Anies Baswedan

Survei Charta Politika pertengahan Juni lalu menyebutkan elektabilitas Anies unggul di Sumatera, Banten, dan Jakarta. Ia mengalahkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo. Namun Anies keok di Jawa Barat, Kalimantan, dan Sulawesi karena pemilih cenderung memilih Prabowo.

Di sejumlah tempat, Anies juga kalah oleh Ganjar. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu diperkirakan menang di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Seorang politikus NasDem mengatakan survei itu dibahas dalam forum mingguan yang juga dihadiri petinggi Demokrat dan PKS. Di lingkungan internal Partai NasDem sendiri muncul tiga nama calon wakil presiden, yaitu Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Andika Perkasa; Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa; dan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, Direktur Wahid Institute.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa 5 September 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan pemilihan calon wakil presiden diprioritaskan kepada Anies. “Gimana kalau dipilihkan tidak cocok? Belum-belum cari penyakit,” ucapnya, Senin, 3 Oktober lalu. Ketua Dewan Pimpinan Pusat NasDem Willy Aditya mengatakan partai koalisi juga akan berembuk dengan Anies untuk memilih calon wakil presiden.  

Adapun Ketua PKS Mardani Ali Sera meyakini perolehan suara Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan terdongkrak jika ia memilih Ganjar, Khofifah, atau Agus Yudhoyono. “Sehingga peluang lebih besar karena suara di sana berlimpah,” katanya. Tapi Mardani menyatakan partainya juga akan mengajukan Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Ahmad Heryawan dan Hidayat Nurwahid.

Anies memilih irit berbicara ihwal calon wakil presiden yang akan dipilihnya. “Penentuan pasangan dan lain-lain itu semua akan diberikan yang terbaik jalannya,” ujarnya, Senin, 3 Oktober lalu.

Baca Wawancara dengan Agus Harimurti Yudhoyono: Ada Anggapan Saya Belum Siap Memimpin

Tak hanya mulai mencari calon presiden, Anies bergerak menangkis berbagai tuduhan yang diarahkan kepadanya. Salah satunya soal tudingan bahwa Anies didukung kelompok Islam garis keras dan intoleran. Tuduhan itu muncul saat Anies berhadapan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pemilihan kepala daerah Jakarta 2017.

Khofifah Indar Parawansa di Jakarta, Agustus 2017. TEMPO/Subekti

Pada Sabtu, 17 September lalu, Anies menjadi pembicara dalam acara silaturahmi nasional Jenggala Center di Hotel J.S. Luwansa, Jakarta. Ibnu Munzir, Ketua Jenggala Center, lembaga yang mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden 2014, mengatakan saat itu Anies ditanyai tentang politik identitas.

Anies menjawab pertanyaan itu dengan menampilkan presentasi. Dalam paparannya, Anies menyatakan politik identitas sudah ada sebelum ia maju sebagai calon gubernur. Ia lantas memamerkan kinerjanya saat memimpin Ibu Kota, seperti membangun gereja dan memberikan alat kremasi. “Anies bilang sebagai gubernur ia mengayomi semua pihak,” tutur Ibnu. 

Awal September lalu, Anies meresmikan dua gereja di Jakarta Utara, yaitu Gereja Bethel Indonesia Jelambar Timur dan Gereja Pantekosta di Indonesia Jemaat Yordan Gading Griya Lestari. Adapun dalam pemberitaan Anies memberikan hibah alat kremasi kepada Yayasan Hindu Graha Yadnya di Pura Segara, Cilincing, Jakarta Utara.

Dalam wawancara tertulis dengan Tempo, Anies Baswedan mengatakan persepsi bahwa ia intoleran tak sesuai dengan kepemimpinan yang ditunjukkannya. Ia mengklaim menjaga hubungan baik dengan semua kelompok selama menjabat gubernur. “Silakan diuji, apakah tudingan itu terbukti? Apakah ada satu kebijakan yang diskriminatif dan intoleran?”

HUSSEIN ABRI DONGORAN, RAYMUNDUS RIKANG, FAJAR PEBRIANTO, YOGA YUDHISTIRA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus