Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa calon Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali terbuka karena Jenderal Andika Perkasa akan pensiun pada Desember mendatang. Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono disebut-sebut sebagai kandidat yang penting untuk dipertimbangkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siapa Panglima TNI baru nanti menjadi penting karena ia akan memimpin TNI di masa depan, khususnya pada "tahun politik" pada 2023, menjelang pemilihan umum 2024. Undang-Undang TNI menggariskan bahwa calon Panglima TNI adalah perwira tinggi aktif yang menjabat sebagai kepala staf angkatan dari angkatan darat, laut, dan udara. Calon tersebut akan diusulkan presiden untuk mendapat persetujuan DPR.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai Kepala Staf TNI AL, nama Laksamana Yudo Margono masuk dalam bursa calon Panglima TNI. Nama lain adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo.
Pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai Yudo Margono berpeluang menjadi Panglima TNI. Selama Jokowi menjabat presiden, belum pernah ada perwira tinggi TNI AL yang menjadi Panglima TNI sehingga, kata Khairul, potensi Yudo Margono mengisi jabatan itu penting untuk dipertimbangkan.
Sejak Joko Widodo menjadi presiden pada 2014, dia telah mengangkat tiga perwira tinggi TNNI Angkatan Darat dan satu perwira tinggi TNI Angkatan Udara sebagai Panglima TNI. Dari Angkatan Darat adalah Jenderal Moeldoko, Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Jenderal Andika Perkasa. Adapun dari TNI Angkatan Udara adalah Marsekal Hadi Tjahjanto.
Yudo Margono tampak enggan menangggapi pertanyaan Tempo soal calon Panglima TNI ini. “Itu hak prerogatif presiden,” katanya dalam wawancara dengan majalah Tempo di Wisma Elang Laut, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 26 September lalu. Dia juga menegaskan bahwa TNI harus netral di tengah "tahun politik" tersebut.
Mengapa Yudo berpendapat demikian? Apa jawabannya bila dia dipilih sebagai Panglima TNI? Bagaimana pandangannya mengenai pengembangan TNI ke depan? Bagaimana pula tantangan yang dihadapi TNI AL dalam "keributan" di Laut Cina Selatan?
Yudo juga menjelaskan soal strateginya untuk menjaga perairan di perbatasan yang rawan, kekuatan persenjataan, pengadaan kapal, dan upayanya mencegah perdagangan satwa langka yang menggunakan kapal perang RI terulang.
Baca perbincangan Yudo Margono di Majalah Tempo edisi pekan ini: KSAL Yudo Margono Soal Calon Panglima TNI