Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PANGGILAN telepon dan pesan WhatsApp dari Egianus Kogeya dan anak buahnya tak dipedulikan lagi oleh juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom. Sebby masih murka karena Egianus, Panglima Komando Daerah Pertahanan III Ndugama TPNPB, membebaskan pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens, di Kampung Yuguru, Kabupaten Nduga, Sabtu, 21 September 2024.
“Egianus dan kelompoknya pengkhianat. Saya boikot mereka,” tutur Sebby melalui wawancara daring, Rabu, 25 September 2024. Sehari sebelum pembebasan Phillip Mark Mehrtens, atau pada Jumat, 20 September 2024, Sebby masih menerima kiriman video berisi kondisi pilot asal Selandia Baru itu melalui WhatsApp.
Biasanya Sebby langsung menyebarkan pesan Egianus dan kelompoknya ke sejumlah media dan jaringan internasional TPNPB. Tujuannya, menarik simpati publik. Karena masih kesal, Sebby tak lagi meneruskan pesan tersebut.
Menurut Sebby, rencana pembebasan Mehrtens berawal dari panggilan video dari Egianus dengannya pada 3 Agustus 2024. Dalam percakapan itu, Egianus menyatakan akan membebaskan Mehrtens pada pertengahan Agustus. Egianus yang berada di Kabupaten Lanny Jaya meminta Sebby membuat proposal pembebasan Mehrtens.
Proposal di antaranya berisi skenario pembebasan menggunakan dua pesawat dari pemerintah Selandia Baru dengan rute Selandia Baru-Papua Nugini-Jayapura. Tapi rencana itu sempat tersendat karena Sebby menerima video Egianus yang menyatakan dukungan kepada Edison Gwijangge untuk maju sebagai calon Bupati Nduga.
Edison adalah mantan penjabat Bupati Nduga yang terlibat dalam pembebasan Phillip Mark Mehrtens. Ia menampik jika disebut berniat menjadi bupati. “Saya tak maju jadi calon bupati karena mengurus pembebasan Phillip,” ujar Edison, Kamis, 26 September 2024.
Menurut Sebby, Egianus meneleponnya pada pertengahan Agustus 2024 untuk mengklarifikasi bahwa dia tak terlibat urusan politik di Nduga. Egianus kembali menelepon Sebby pada akhir Agustus lalu dan bertanya mengenai proposal pembebasan Phillip Mehrtens. Dalam video yang diterima Tempo, Egianus menyebutkan pembebasan itu dilakukan karena alasan kemanusiaan.
Pembuatan proposal pun selesai pada pertengahan September dan rencananya Phillip Mehrtens bebas pada awal Oktober 2024. Tapi skenario itu tidak berjalan karena Egianus membebaskan Mehrtens lebih dulu. Sebby menuding keputusan Egianus itu menunjukkan ia telah tunduk pada pemerintah Indonesia dan menghancurkan wibawa TPNPB.
Seharusnya, kata Sebby, Egianus mengikuti kesepakatan dalam proposal. “Dia melanggar protokol organisasi,” ujarnya. Sebby mengklaim Panglima TPNPB Goliath Tabuni juga marah dan menganggap Egianus bukan bagian dari kelompok mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebby Sambom. Dok. Pribadi/Facebook Sebby Sambom
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti utama Badan Riset dan Inovasi Nasional, Cahyo Pamungkas, menilai pertikaian antara Sebby dan Egianus seperti mengulang sejarah pergerakan di Papua pada 1976. Ketika itu dua pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Seth Jafeth Rumkorem dan Jacob Prai, bertikai. Akibatnya, muncul beberapa kelompok bersenjata yang punya pasukan masing-masing.
Menurut Cahyo, Sebby dan Egianus bisa disebut sebagai tokoh yang bersinar di TPNPB. Sebby berperan sebagai diplomat karena berhubungan dengan pihak di luar TPNPB, sedangkan Egianus memimpin pasukan bergerilya. “Egianus tanpa Sebby tak bisa apa-apa karena Sebby yang memberitahukan kepada dunia soal TPNPB,” ucap Cahyo, Rabu, 25 September 2024.
Sebby dan Egianus sebenarnya masih berkerabat. Istri Sebby adalah kakak Egianus dari ibu yang berbeda. Namun usia mereka terpaut jauh. Tahun ini Sebby berusia 49 tahun dan Egianus berumur 25 tahun.
Mantan penjabat Bupati Nduga, Edison Gwijangge, menuturkan, Egianus adalah sosok yang punya prinsip meskipun usianya masih muda. Ia juga menilai Egianus suka bergaul, berbicara, dan berpesta. “Kalau kita baik, dia akan baik. Kalau sudah tidak dipercaya, tak akan bisa bertemu lagi,” ujar Edison, Kamis, 26 September 2024.
Peneliti dari Institute for Policy Analysis of Conflict, Deka Anwar, menyebutkan Egianus bagian dari kelompok komandan sayap militer OPM, Kelly Kwalik. Kelly rekan ayah Egianus, Silas Kogeya. Keduanya terlibat dalam penyanderaan tim ekspedisi Lorentz tahun 1995-1996 di Mapenduma. Kelly tewas dalam penyergapan pada 2009. Dua tahun kemudian, Silas meninggal.
Egianus mulai terkenal setelah menembak pesawat Trigana Air di Bandar Udara Kenyam, Nduga, pada Juni 2018. Saat itu pesawat membawa logistik untuk pemilihan kepala daerah. Tak lama setelah aksi itu, Egianus diangkat menjadi Panglima Komando Daerah Pertahanan III Ndugama TPNPB pada 15 Oktober 2018. “Pangkatnya brigadir jenderal,” kata Deka, Jumat, 27 September 2024.
Akhir 2018, Egianus kembali beraksi. Gerombolan itu menyekap dan membantai para pekerja PT Istaka Karya di Gunung Tabo, Nduga. Sebanyak 16 orang tewas. Pada 2019, Egianus membakar tiga alat berat di Distrik Krepkuri, Nduga. Setahun sebelum menyandera pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens, Egianus menyerang satu truk di Distrik Kenyam. Aksi itu menewaskan dua orang.
Deka menuturkan, Egianus diprediksi bakal menjadi panglima TPNPB menggantikan Goliath Tabuni. Tapi masih ada satu senior di TPNPB yang juga mempunyai pasukan dan kerap melakukan pemberontakan. Dia adalah Komandan Operasi Umum TPNPB Mayor Jenderal Lekagak Talenggen.
Pada April 2021, kelompok Lekagak menembak hingga tewas Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Papua Brigadir Jenderal I Gusti Putu Danny Nugraha di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak. Kamis, 26 September 2024, Lekagak bersama Panglima Komando Daerah Pertahanan Yambi, Jonib Enumbi, menembak mati dua personel Tentara Nasional Indonesia di Puncak Jaya.
Peneliti utama Badan Riset dan Inovasi Nasional, Cahyo Pamungkas, menyebutkan memang sempat berembus informasi soal pergantian pimpinan TPNPB. Sebab, pemimpin Goliath Tabuni secara fisik sudah tak prima lagi. “Harus diakui, Goliath punya karisma tinggi,” ujarnya.
Di tengah panasnya hubungan Sebby Sambom dengan Egianus Kogeya, yang berdampak munculnya isu perpecahan di TPNPB, kini sejumlah kalangan berupaya mendinginkan situasi. Wakil Presiden Eksekutif Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) Octavianus Mote bercerita bahwa ia pernah menelepon Sebby.
Kepada Sebby, Octavianus yang berada di New York, Amerika Serikat, meminta hubungan keduanya bisa kembali normal. “Tapi Sebby merasa ditipu oleh Egianus,” tuturnya, Rabu, 25 September 2024.
Sebby mengaku ada sejumlah pihak yang menghubunginya agar berdamai dengan Egianus. “Saya tak pernah mau berkompromi dengan pengkhianat,” ujarnya. Sebby menuturkan, TPNPB punya 34 komando pertahanan. “Bukan hanya Nduga yang bisa perang. Semua suku bisa perang.”
Kakak perempuan Egianus Kogeya, Raga Kogeya, menyatakan hubungan Sebby Sambom dengan adiknya merupakan relasi kerja. Tapi Raga mendengar bahwa di TPNPB banyak yang mengeluhkan perilaku Sebby. “Mereka mengeluh Sebby banyak mengatur,” katanya, Kamis, 26 September 2024.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Egi Adyatama berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Retak Haluan Kawan Perjuangan"