Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amnesty International Indonesia merespons pembebasan pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens, yang sebelumnya disandera oleh Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Organisasi pembela hak asasi manusia itu menyebut pembebasan Mehrtens sebagai momen penting di tengah konflik Papua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pembebasan Mehrtens merupakan pengingat bahwa konflik di wilayah tersebut terus memberikan dampak yang sangat nyata bagi hak asasi manusia masyarakat," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, dalam keterangan resminya, Ahad, 22 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Usman juga menyampaikan rasa syukur atas kepulangan Mehrtens sehingga dapat bertemu dengan orang-orang terdekatnya. Dia juga mendorong agar pemerintah menyediakan pelayanan medis untuk mendukung pemulihan kesehatan Mehrtens.
"Kami turut merasakan kelegaan keluarga dan teman-teman Mehrtens yang akhirnya akan melihat kepulangannya. Kami menyambut baik pembebasannya dan berharap ia diberikan dukungan dan perawatan yang tepat," ujarnya.
Lebih lanjut, Usman turut menilai langkah pembebasan Mehrtens menunjukkan keberhasilan cara-cara nonkekerasan dalam menangani pertikaian antara gerakan pro-kemerdekaan Papua dan otoritas Indonesia, tertutama di wilayah dengan pelanggaran hak asasi manusia yang masih meluas.
“Pembebasan Mehrtens, setelah lebih dari satu setengah tahun ditawan, merupakan momen kritis yang menandakan kemungkinan untuk menangani keluhan yang lebih luas di Papua dengan semangat nonkekerasan yang serupa," tuturnya.
Pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens, tiba di Jakarta pada Sabtu malam, 21 September 2024 setelah diterbangkan dari Papua. Philip langsung diserahkan ke Kedutaan Besar Selandia Baru begitu mendarat di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Philip baru saja bebas dari penyanderaan oleh Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di hari yang sama. Pilot berusia 39 tahun itu sebelumnya ditahan sayap TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya selama 1 tahun 7 bulan di Nduga, Papua Pegunungan.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memastikan pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens, telah diserahkan oleh pemerintah Indonesia ke pemerintah Selandia Baru atau New Zealand. Pemulangan Philip dilakukan bersama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Tadi malam, saya dengan Kapolri dengan Menko Polhukam atas nama pemerintah sudah menyerahkan (Philip) kepada Pemerintah New Zealand, diterima oleh duta besar New Zealand di Indonesia," kata Agus di kawasan Monumen Nasional atau Monas, Jakarta Pusat pada Ahad, 22 September 2024.
Agus bercerita bahwa pemerintah Indonesia telah mengupayakan pembebasan Philip melalui soft approach atau pendekatan halus. "Ya, visi misi saya kan salah satunya untuk membebaskan sandera dengan soft approach. Kami sudah lama sekali untuk menegosiasi--melibatkan seluruh elemen masyarakat," ujarnya.
Pilihan Editor: Amnesty Sayangkan Tidak Ada Inisiatif Negara Bongkar Pembunuhan Munir setelah 20 Tahun Berlalu
Sultan Abdurrahman dan Novali Panji Nugroho ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.