Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pompa air tenaga surya bisa digunakan di daerah kering air atau yang tengah dilanda bencana.
Daya listrik kecil, tapi debit air yang dihasilkan bisa banyak.
Aliran listrik PLN hanya menjadi energi cadangan untuk mengoperasikan pompa.
PENELITI energi terbarukan dari Universitas Indonesia, Chairul Hudaya, membangun sistem pompa celup (submersible pump) bertenaga surya yang bisa digunakan para penduduk yang jauh dari sumber air atau yang berada di daerah bencana. Sistem pompa bekerja mandiri tanpa bergantung pada pasokan listrik utama, seperti dari Perusahaan Listrik Negara atau generator berbahan bakar fosil.
Pengembangan pompa air tenaga matahari ini berawal dari pembuatan panel surya portabel dan baterai listrik pada 2017-2018. Chairul dan koleganya berhasil membuat penyimpan energi listrik praktis yang dapat digunakan untuk kawasan terpencil. Mereka mengaplikasikan risetnya untuk membangun pompa air tenaga surya di beberapa daerah. “Ini bagian dari program pengabdian masyarakat oleh tim UI,” kata dosen Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik UI itu pada Senin, 3 Februari lalu.
Selain akibat kekeringan, air sulit didapat di daerah yang dilanda bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan tanah longsor. Jaringan listrik akan terputus dan pasokan bahan bakar minyak yang dipakai untuk menghidupkan generator tersendat. Dengan panel surya, pompa air ini bekerja di daerah yang tidak terjangkau jaringan listrik konvensional. “Sumber energi yang bisa diandalkan dan banyak tersedia adalah sinar matahari,” ujar Chairul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pompa Celup Tenaga Surya/Tempo
Berbeda dengan pompa air biasa yang diletakkan di permukaan tanah, pompa celup dibenamkan ke dalam sumber air, seperti sumur, sumur bor, atau sungai. Berbeda dengan pompa biasa yang menggunakan mekanisme isap atau jet pump yang memakai metode tiup, pompa celup bekerja dengan mendorong air dari bawah. “Daya listrik kecil, tapi debit air yang keluar bisa lebih besar karena menggunakan konsep mendorong,” kata Chairul.
Pompa celup juga memiliki ketahanan lebih baik dibanding pompa biasa. Pompa ini juga lebih tahan korosi karena dirancang bekerja di dalam air. Panas yang dihasilkan selama pompa bekerja pun dapat diredam air dingin yang mengelilinginya. “Pompa bisa lebih awet,” ujar Chairul.
Menurut Chairul, pompa akan terus bekerja selama mendapat pasokan energi listrik dari panel surya. Tim pembangun juga memasang pemutus arus listrik otomatis ketika tandon penuh terisi air. “Bisa dikombinasikan dengan listrik PLN agar pompa bisa bekerja untuk mengisi tandon yang mungkin kosong saat malam hari,” tuturnya.
Pemasangan satu set pompa dan panel surya itu mencapai Rp 20 juta. Chairul mengatakan timnya juga mengajari masyarakat yang menerima bantuan pompa air tersebut bagaimana mengoperasikan dan merawatnya secara mandiri. Masyarakat juga diberi tahu tempat mendapat suku cadang sistem pompa dan panel surya. “Kami berusaha agar mereka mandiri. Tapi, kalau ada masalah, tinggal hubungi tim UI,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo