Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan alat komunikasi pager milik kelompok Hizbullah di Lebanon meledak secara bersamaan pada Selasa, 17 September 2024. Akibatnya, sembilan orang tewas dan hampir 3.000 orang terluka yang termasuk putra seorang anggota parlemen Hizbullah berusia delapan tahun serta melukai Duta Besar Iran untuk Lebanon. Badan mata-mata Israel, Mossad, disebut-sebut menanam bahan peledak di dalam 5.000 pager Hizbullah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ledakan serentak di berbagai tempat itu terjadi pada pukul 15.30 waktu setempat. Tiba-tiba pager yang berada di tangan atau saku mereka mulai memanas dan kemudian meledak, meninggalkan bercak darah serta membuat panik orang-orang yang lewat. Pager sendiri merupakan alat komunikasi searah yang sangat populer pada 1990-an sebelum maraknya telepon seluler. Berikut serba-serbi seputar pager.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mulai eksis pada awal 1920-an
Pager juga dikenal sebagai beeper atau bleeper, adalah perangkat telekomunikasi nirkabel yang menerima dan menampilkan pesan alfanumerik atau suara. Pager satu arah hanya dapat menerima pesan, sementara pager respons dan pager dua arah juga dapat membalas dan memulai pesan menggunakan pemancar internal
Pager sejatinya telah digunakan sejak 1921. Departemen Kepolisian Detroit di AS mulai menggunakan sistem pager ketika mereka berhasil mengoperasikan mobil polisi yang dilengkapi radio. Tidak seperti telepon seluler, pager bekerja pada gelombang radio. Operator dapat mengirim pesan melalui frekuensi radio dan bukan internet.
Sistem pager pertama dipatenkan pada tahun 1949 oleh Alfred J. Gross. Pager dikembangkan pada tahun 1950-an dan 1960-an, dan mulai digunakan secara luas pada tahun 1980-an hingga akhir tahun 1990-an.
Masih umum digunakan pada sejumlah profesi
Meski kurang lazim seperti dulu, pager masih digunakan di seluruh dunia dalam bidang perawatan kesehatan, pertambangan, layanan darurat, dan banyak profesi di mana orang bekerja di area tanpa sinyal telepon.
Di Australia, mereka masih digunakan di beberapa sektor, kata Robert Nicholls, seorang peneliti di Universitas Sydney. “Ada warga Australia yang bekerja di rumah sakit, pertambangan, dan pabrik kimia yang masih menggunakan pager saat bekerja,” katanya.
“Di pabrik kimia, pager aman digunakan di lingkungan yang percikan apinya atau emisi radionya bisa berbahaya.”
Mereka disukai oleh beberapa responden pertama karena kemampuannya menyampaikan pesan ke banyak orang dengan segera dan tanpa gangguan, serta masa pakai baterainya yang lama.
“Pager sebenarnya menggunakan frekuensi yang mirip dengan radio FM dan frekuensi tersebut mampu menembus dinding tebal dan penghalang logam. Itulah sebabnya pager dapat diandalkan di lingkungan layanan kesehatan,” kata Associate Professor Ritesh Chugh, pakar sosio-teknologi dari Central Queensland University.
“Pager merupakan komunikasi satu arah, meskipun kami juga memiliki pager dua arah, lalu lintas pada jaringan lebih sedikit, sedangkan jaringan telepon seluler memiliki banyak lalu lintas,” tambahnya.
Mengapa Hizbullah masih menggunakan pager?
Pejuang Hizbullah telah menggunakan pager sebagai sarana komunikasi berteknologi rendah dengan keyakinan mereka dapat menghindari pelacakan lokasi Israel, menurut dua sumber yang mengetahui operasi kelompok itu.
Dr David Tuffley, pakar sosio-teknologi dari Universitas New South Wales, mengatakan ia dapat memahami mengapa orang menggunakan perangkat seperti itu saat ini. “Mereka sangat berguna dalam situasi apa pun saat penggunaan ponsel tidak dapat diandalkan,” katanya.
“Jadi, ini akan dianggap sebagai metode komunikasi yang lebih aman, dan tidak mudah terdeteksi bagi Hizbullah dibandingkan telepon seluler.”
DEWI RINA CAHYANI | YUDONO YANUAR
Pilihan editor: