Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Syaifuddin Zuhri, pria asal Lamongan, Jawa Timur berhasil menuntaskan studi doktoralnya di Cina. Dia mengambil program studi Hubungan Internasional di Central China Normal University pada 2018 berkat beasiswa dari pemerintah Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman nu.or.id, sebelumnya, Zuhri berhasil menyelesaikan studi magister Hubungan Internasional di Nanchang University pada tahun 2015. Zuhri mengaku tak pernah menyangka bisa mengenyam pendidikan di sana. Musababnya, kondisi ekonomi keluarganya pas-pasan. Sejak menempuh pendidikan menengah atas hingga S1 di Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Jawa Tengah, Zuhri berjualan pecel lele. Aktivitas itu ia lakoni nyaris 10 tahun lamanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya orang asli Lamongan yang merantau ke Semarang. Belajar di Madrasah Aliyah sampai lulus kuliah S1 di sana. Mulai dari sekolah sampai kuliah, setiap malam saya jualan pecel lele, ayam goreng,” jelas Zuhri dalam tayangan YouTube Great Wall CEC pada Selasa, 8 November 2022.
Jualan Pecel Lele Hingga Aktif di Berbagai Kegiatan
Setiap pulang sekolah, Zuhri membantu almarhum ayahnya jualan pecel lele. Dia mendorong gerobak jualan dan membuka tenda. Hal itu dilakukan sampai dia lulus kuliah S1.
Zuhri yang merupakan Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Cina itu saat kuliah dikenal aktif berorganisasi. Mulai dari organisasi kemahasiswaan hingga remaja Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang.
Kesibukan berjualan dan berorganisasi ternyata membuatnya harus mengulur waktu kelulusan. Meski begitu, rampung menamatkan masa studi S1 pada 2010, Zuhri langsung mendapat beasiswa ke luar negeri untuk melanjutkan studi magister di Nanchang University, Cina pada 2011.
Kala itu, Masjid Agung Jawa Tengah mendapat kunjungan dari Duta Besar Cina untuk Indonesia, Zhang Ji Yue. Zuhri yang saat itu aktif menjadi remaja masjid di sana, mengetahui bahwa Masjid Agung Jawa Tengah menawarkan kerja sama kepada pihak Kedutaan Besar (Kedubes) TCina.
Raih Beasiswa S2-S3 di Cina
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu mengatakan Masjid Agung Jawa Tengah merekrut 20 pelajar untuk diajukan menerima beasiswa. Dari jumlah tersebut, 10 nama lolos dan disodorkan ke Kedubes Cina di Jakarta dan 9 orang termasuk Zuhri dinyatakan lolos.
Sebelum resmi mengikuti perkuliahan, Zuhri mengatakan bahwa ia dan rombongan pelajar Indonesia lain diwajibkan mengikuti kursus Bahasa Mandarin selama satu tahun. “Sebelum kami berangkat, kami sempat kursus singkat Bahasa Mandarin. Kami ini kebetulan santri semua 9 orang. Kami tidak pernah punya pikiran kuliah sampai kuliah ke luar negeri,” tuturnya.
Pada 2011-2012, Zuhri mengikuti kursus bahasa di Nanchang. Khusus satu tahun itu belajar bahasa ditarget HSK 4. "Walaupun sebelumnya pernah kursus singkat di Semarang, sampai sana lupa semua,” sambungnya.
Pendidikan magisternya rampung pada 2015 dengan masa studi tiga tahun. Pada 2018, dirinya kembali mendapatkan beasiswa pemerintah Cina untuk program doktoral Hubungan Internasional di Central China Normal University.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.