Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Dolar AS Kian Perkasa, Harga Produk Elektronik Mulai Naik?

Penguatan dolar AS menyebabkan rupiah melemah hingga hampir tembus Rp 16.000 per dolar AS. Inikah penyebab harga produk elektronik naik?

3 November 2023 | 07.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah tak terhitung berapa kali Anindya melongok layar ponselnya, mengecek sejumlah aplikasi e-commerce yang menjual produk elektronik dan membandingkannya dengan beberapa situs yang menjual alat pendingin ruangan. Ia mengaku kesulitan mencari AC yang sesuai dengan kebutuhan dan dana yang disediakannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sebetulnya sudah disiapkan uangnya, dan karena memang sedang butuh banget AC ini, jadi harus beli. Tapi kok harga AC kayaknya makin mahal, ya,” kata Anindya pada Tempo, Kamis, 2 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bujet yang disiapkan karyawati swasta untuk membeli AC dari merek Jepang dan Korea Selatan itu sekitar Rp 2 jutaan, sementara dari hasil penelusurannya di sejumlah toko online harga produk yang diincarnya di atas Rp 3 juta. “Karena kebutuhan mendesak, di rumah ada anak kecil juga, saya terpaksa beli meskipun harus nyicil.”

Tak sedikit yang mengeluhkan kenaikan harga produk elektronik belakangan ini. Selain Anindya, ada juga Bimo yang akhirnya mengurungkan niatnya untuk membeli ponsel baru. “Masih bisa ditunda, belum terlalu mendesak,” katanya beralasan. 

Soal ini, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman, membantah pihaknya telah menaikkan harga jual produk elektronik. Dia memastikan saat ini harga barang elektronik belum direvisi alias dinaikkan.

Menurut Daniel, produsen masih wait and see untuk merevisi harga. Selain karena penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang--termasuk rupiah--, juga ada faktor permintaan pasar yang sedang kurang baik menjadi pertimbangan para produsen.

Meskipun sebetulnya, kata Daniel, terus menguatnya nilai tukar dolar AS ini membuat para produsen elektronik di dalam negeri yang menggunakan bahan baku impor dan importir produk elektronik harus terus menghitung ulang harga jual produknya. 

"Saya pikir kalau kondisinya tetap seperti ini, tidak lama lagi produsen-produsen akan mulai merevisi harga jual," tutur Daniel. Namun dia enggan menjawab lebih jauh soal perkiraan persentase kenaikan harga jual barang produk elektronik. 

Daniel mencatat ada barang elektronik yang mengalami kenaikan permintaan, yaitu air conditioner alias AC karena kondisi El Nino dan cuaca panas. Informasi tersebut berasal dari sebagian dari 36 perusahaan yang tergabung dalam Gabel. 

Lalu bagaimana kondisinya di retail modern? Vice President Corporate Communications Transmart Satria Hamid ketika dikonfirmasi, menyebutkan, harga barang elektronik masih relatif stabil di tengah penguatan dolar AS. "Jadi sampai saat ini, harga masih relatif stabil walaupun keadaan dolarnya meninggi," tutur Satria saat dihubungi Tempo pada Kamis, 2 November 2023. 

Selanjutnya: Pasalnya, kata Satria, pabrik elektronik yang...

Pasalnya, kata Satria, pabrik elektronik yang bekerja sama dengan Transmart belum menginformasikan kenaikan harga. Dengan begitu, pihaknya tidak bisa menaikkan harga jual ke konsumen. 
Penguatan nilai tukar atau kurs dolar Amerika Serikat (AS) belakangan ini terus menyebabkan rupiah melemah. Kurs rupiah jeblok hingga hampir tembus Rp 16.000 per dolar AS pada Rabu lalu.

Nilai tukar rupiah melemah sebesar 51 poin atau 0,32 persen menjadi 15.936 per dolar AS pada 1 November 2023 dari penutupan sehari sebelumnya sebesar 15.885 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu lalu juga melemah ke posisi Rp 15.946 dari sebelumnya Rp 15.897 per dolar AS. Meskipun sehari kemudian, pada Kamis, 2 November 2023, kurs rupiah sedikit menguat.

Senior Economist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi sikap pasar yang menunggu sinyal dari keputusan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral Amerika.

“FOMC masih membuka kemungkinan kenaikan suku bunga di masa mendatang,” kata Rully pada Rabu.

Dia memprediksi, The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,5 persen dengan menjadikan pengendalian inflasi dan penguatan kondisi ketenagakerjaan menjadi topik pembicaraan. Adapun inflasi masih menjadi fokus AS karena melenceng jauh dari target 2 persen.

Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan pelemahan rupiah sudah dirasakan ke berbagai barang di tingkat masyarakat. Contohnya adalah kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok, barang elektronik, harga BBM non-subsidi, sampai harga rumah. 

Dia lantas mencontohkan, stok beras di negara produsen semakin terbatas. Ini menyebabkan biaya impornya naik, terutama beras premium. Kenaikan ini, menurut Bhima, pasti akan diteruskan ke konsumen retail. 

"Tekanan lain soal harga barang elektronik mulai meningkat, meski sebagian pedagang masih habiskan dulu stok barang lama," ujar Bhima pada Tempo, Selasa, 31 Oktober 2023. 

Dia pun khawatir konsumsi masyarakat akan melambat akibat pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Ini bisa terjadi jika biaya kebutuhan hidup masyarakat makin berat, sementara pendapatan tidak naik signifikan untuk kompensasi.

Selanjutnya: Namun Presiden Joko Widodo alias Jokowi ...

Namun Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat terdepresiasi tidak mengganggu sektor riil dan keuangan dalam negeri.

"Kemudian kalau kita lihat persentase depresiasi mata uang kita, juga masih aman. Aman untuk sektor riil untuk sektor keuangan, dan aman untuk inflasi," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada pembukaan Investor’s Daily Summit 2023 di Jakarta, Selasa lalu, 31 Oktober 2023.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pelemahan atau depresiasi nilai tukar rupiah relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara lain di kawasan Asia dan global. BI mencatat, mata uang kawasan juga mengalami depresiasi yang tinggi. 

Di antaranya ringgit Malaysia, baht Thailand, dan peso Filipina yang masing-masing secara berurutan sebesar 7,23 persen, 4,64 persen dan 1,73 persen (ytd). Penguatan dolar AS juga menekan  mata uang negara di luar Asia Tenggara, di antaranya yen Jepang, dolar Australia, dan euro yang melemah masing-masing secara berurutan sebesar 12,44 persen, 6,61 persen dan 1,4 persen (ytd).

“Ke depan, sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, agar sejalan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian imported inflation,” kata Perry dalam Pengumuman Hasil RDG BI Oktober 2023 di Jakarta pada Kamis, 19 Oktober 203.

Dia menuturkan, Bank Indonesia akan mempercepat upaya pendalaman pasar uang rupiah dan pasar valas, termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan penerbitan instrumen-instrumen lain untuk meningkatkan mekanisme pasar, serta implementasi penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) di bank-bank dalam negeri.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengimbau pengelola perusahaan untuk melakukan tinjauan ulang. Dia juga mengimbau perusahaan agar menjaga neraca keuangan di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Tolong dilihat neraca keuangannya, para CEO, tolong panggil CFO-nya dan tanyakan exposure-nya (tingkat risiko) ada nggak terhadap perubahan yang sangat cepat,” kata Sri Mulyani dalam acara Kompas100 CEO Forum Ke-14 di Jakarta, Rabu.

AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus