Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palangka Raya - Orangutan bernama Cici, 19 tahun, akhirnya kembali menikmati hidup bebas di hutan belantara setelah menjalani masa rehabilitasi selama 10 tahun sejak 2013 di Pusat rehabilitasi Nyaru Menteng, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelepasliarkan Cici, orangutan subspesies Pongo pygmaeus wurmbii tersebut merupakan bagian dari kerja sama Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) dengan dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng. Mereka melepasliarkan 12 orangutan ke hutan belantara di Kalteng dan Kaltim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala BKSDA Kalteng Sadtata Noor Adiramanta menjelaskan pelepasliaran dimulai sejak 6 November lalu. Sebanyak delapan individu orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng Palangka Raya dilepasliarkan ke Hutan Lindung Bukit Batikap di Kabupaten Murung Raya.
“Kemudian empat individu orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen yang terletak di Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur,”terangnya Sabtu, 11 November 2023.
Proses ini kata dia dimulai di Nyaru Menteng, Palangka Raya kemudian orangutan terebut dibawa melalui perjalanan darat sampai ke Kota Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas. Di Kota Kuala Kurun tepatnya di Bandar Udara Sangkalemu, orangutan akan naik helikopter.
“Dari Bandara Sangkalemu, orangutan kemudian diterbangkan langsung ke titik-titik pelepasliaran di jantung Hutan Lindung Bukit Batikap,” tuturnya.
Kemudian untuk, pelepasliaran di Kalimantan Timur dilakukan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari. Tim pelepasliaran membawa empat orangutan yang terdiri dari dua jantan dan dua betina, yang berusia antara 13 – 30 tahun.
Mereka ini dilepasliarkan ke pulau pra-pelepasliaran Juq Kehje Swen di Muara Wahau, Kutai Timur. Dari situ, helikopter yang sama telah menanti untuk membawa mereka langsung ke titik pelepasliaran di sisi utara Hutan Kehje Sewen.
Hutan Kehje Sewen berjarak cukup jauh dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari. Untuk mencapainya membutuhkan waktu sekitar dua hari dengan menggunakan mobil dan perahu secara bergantian.
Ketua Pengurus Yayasan BOS Jamartin Sihete mengatakan pihaknya berkomitmen dalam melestarikan keberlanjutan orangutan dan habitatnya bersama pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya tetap kuat.