Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kemasan plastik telah lama menjadi material yang sangat diminati dalam industri makanan. Penggunaannya sebagai pembungkus makanan didorong oleh kemudahan dan berbagai keunggulannya, seperti daya tahan tinggi terhadap tekanan dan benturan, serta kemampuannya menjaga kebersihan dan keamanan makanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fleksibilitas plastik memungkinkan pembentukan kemasan yang sesuai dengan berbagai kondisi dan ukuran makanan. Selain itu, plastik sangat efisien untuk produksi massal dan lebih ekonomis dibandingkan bahan pengemas lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, di balik keunggulannya, plastik juga menimbulkan masalah lingkungan jika limbahnya tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan inovasi plastik ramah lingkungan dan kebijakan pengelolaan limbah yang bijaksana untuk mengurangi dampak negatifnya.
Memahami pentingnya pengelolaan limbah plastik dan penggunaan plastik ramah lingkungan, berikut beberapa jenis plastik yang sering digunakan untuk mengemas makanan atau menjadi kemasan plastik:
1. Polietilen (PE)
Jenis plastik yang paling sering digunakan untuk pengemasan makanan, dengan dua varian utama, HDPE dan LDPE. HDPE digunakan untuk botol susu, botol air mineral, dan wadah makanan lainnya, sedangkan LDPE yang lebih tipis dan fleksibel cocok untuk bungkus makanan dan lapisan pelindung. Polietilen tahan air dan uap air serta sangat kuat.
2. Polipropilen (PP)
Sering digunakan untuk wadah makanan yang bisa dipanaskan, seperti wadah mikrogelombang, botol, tutup botol, dan wadah makanan ringan karena lebih kaku dan tahan panas dibandingkan PE.
3. Polistiren (PS)
Digunakan untuk wadah makanan sekali pakai seperti piring, cangkir, dan kotak makan siang. Polistiren kaku dikenal sebagai PS umum, sedangkan jenis yang lebih fleksibel, EPS atau styrofoam, digunakan untuk membungkus makanan yang membutuhkan isolasi panas.
4. Polivinil Klorida (PVC)
Digunakan untuk kemasan makanan yang fleksibel seperti plastik pembungkus roti dan produk bakeri. PVC juga digunakan untuk membuat botol minuman ringan dan tutup botol karena transparan dan fleksibel.
5. Polietilen Tereftalat (PET)
Digunakan untuk membuat botol makanan kemasan seperti salad dan buah-buahan. PET kuat, ringan, transparan, dan tahan terhadap bahan kimia, sehingga cocok untuk botol minuman berkarbonasi, air mineral, dan jus.
Penggunaan plastik dalam industri makanan sangat penting, namun harus diatur dengan bijak untuk meminimalkan dampak lingkungan. Inovasi bahan pengemas yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang terus dikembangkan. Daur ulang plastik membantu mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan. Jenis plastik seperti PE, PP, dan PET lebih mudah didaur ulang dibandingkan jenis lainnya.
Produsen makanan perlu memilih plastik yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pemilahan sampah plastik kemasan makanan. Dengan upaya bersama antara produsen, pemerintah, dan masyarakat, pengelolaan limbah plastik kemasan makanan dapat dilakukan dengan lebih baik, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
BAKRIE.AC.ID | ASIA COMMERCE | KEMASAN SINERGY | INDO CEMERLANG
Pilihan editor: Uji Coba Makan Bergizi Gratis Pakai Plastik, Ini Bahaya Kemasan Plastik