Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit parkinson dikenal sebagai gangguan neurodegeneratif yang progresif, yang memengaruhi sistem saraf pusat dan kemampuan motorik seseorang. Parkinson terjadi sejalan dengan proses penuaan sistem saraf di otak ketika zat dopamin mengalami penurunan hingga 30 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, seiring berjalannya waktu dan umur seseorang, penuaan sistem saraf mengalami kemunduran dan bisa terjadi mulai usia 50, 40, bahkan 30 tahun. Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf tertentu yang disebut neuron di otak secara bertahap rusak atau mati.
Penyebab Parkinson
Dikutip dari Mayo Clinic, banyak gejala parkinson tersebab hilangnya neuron yang menghasilkan zat kimia di otak yang disebut dopamin. Ketika kadar dopamin menurun, hal ini menyebabkan aktivitas otak tak teratur, menyebabkan masalah pergerakan dan gejala penyakit parkinson lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyebab penyakit parkinson belum diketahui, namun beberapa faktor tampaknya berperan, antara lain:
1. Gen
Dokter spesialis saraf RS Siloam Lippo Village Tangerang Rocksy Fransisca V. Situmeang, Sp.N, mengutip Ted Dawson, Director of the Institute for Cell Engineering John Hopkins Medicine, menjelaskan bahwa secara teori, sebesar 15 persen penyakit parkinson dipengaruhi faktor genetik.
"Namun, dengan pemahaman secara medis yang semakin baik mengenai pengaruh genetik dalam penyakit parkinson, genetik dapat menjadi faktor yang bisa menurunkan penyakit parkinson,” ujar Rocksy dalam siaran pers seperti dikutip dari Antara, Jumat, 17 Mei 2024.
2. Pemicu lingkungan
Paparan racun atau faktor lingkungan tertentu dapat meningkatkan risiko penyakit parkinson di kemudian hari, meski begitu risikonya kecil.
Gejala Parkinson
Menurut Rocksy, gejala parkinson disingkat TRAP yaitu tremor, rigidity (kaku), akinesia (gerakan lebih lambat) dan postural instability (ketakstabilan postur). Ada juga gejala secara non-motorik, seperti susah tidur, gangguan penciuman, gangguan buang air besar, dan susah menelan.
Jika terkena parkinson, segeralah hubungi dokter spesialis saraf untuk pengecekan lebih lanjut. Pemberian obat-obatan yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup pasien menjadi lebih baik. Pasien parkinson membutuhkan latihan rutin untuk melatih gerak otot agar tidak mengalami kekakuan.
"Parkinson merupakan penyakit yang tidak bisa dicegah namun kita dapat meminimalkan seseorang tersebut terkena parkinson dengan memperbaiki pola hidup kita,” ujar Rocksy.
Rocksy menyebutkan bahwa konsumsi makanan bergizi, cukup air mineral, buah dan sayur (tanpa pestisida), serta lingkungan yang bersih dapat meminimalisasi parkinson.
Tingkat stres pun memengaruhi seseorang terkena parkinson. Sebab itu, perlu untuk terus mengontrol emosi dan menghindari hal-hal yang dapat memicu naiknya stres.
Pilihan editor: Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson