Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Jakarta bercita-cita menjadi kota global.
Dalam Indeks Kota Global, Jakarta hanya menempati urutan ke-284.
Jakarta harus belajar dari 10 kota global terbaik.
JAKARTA baru saja merayakan ulang tahun yang ke-497. Peringatan ulang tahun kali ini mengusung tema “Jakarta Kota Global Berjuta Pesona” sebagai tanda ibu kota negara punya target menjadi kota global. Peralihan status itu dilakukan setelah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta Pasal 3 ayat 2 disahkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Pasal 1 undang-undang tersebut, kota global didefinisikan sebagai kota yang menyelenggarakan kegiatan internasional di bidang perdagangan, investasi, bisnis, pariwisata, kebudayaan, pendidikan, dan kesehatan. Kota ini juga menjadi lokasi kantor pusat perusahaan dan lembaga, baik nasional, regional, maupun internasional, serta menjadi pusat produksi produk strategis internasional. Dengan demikian, status itu dapat menciptakan nilai ekonomi yang besar, baik bagi kota yang bersangkutan maupun bagi daerah sekitar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melihat tekad Jakarta yang ingin menjadi kota global, ada baiknya kita membaca Laporan Indeks Kota Global (IKG) 2024 yang baru saja dirilis Forum Ekonomi Oxford (FEO) pada 23 Mei 2024. IKG memberi peringkat untuk kota-kota teratas di dunia berdasarkan lima kategori: ekonomi, sumber daya manusia, kualitas hidup, lingkungan, dan tata kelola. Survei ini dilakukan di 1.000 kota besar di dunia, menilai kekuatan dan kelemahan perekonomian perkotaan yang menyumbang 60 persen produk domestik bruto (PDB) global dan lebih dari 30 persen populasi dunia, serta memiliki potensi terus berkembang di masa depan.
IKG 2024 versi FEO menempatkan 10 kota global terbaik, yakni New York (dengan nilai 100); London (99,4); San Jose (98,5); Tokyo (97,8); Paris (96,3); Seattle (95,8); Los Angeles (95,4); San Francisco (94,7); Melbourne (94,6); dan Zurich (94,2). Kota-kota tersebut berkontribusi penting terhadap perekonomian global, merupakan pusat pendidikan dan inovasi bisnis, berinvestasi pada infrastruktur yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas hidup yang tinggi, serta memprioritaskan kebijakan yang berfokus pada lingkungan dan tata kelola yang baik.
Dalam IKG 2024, kota-kota di kawasan Asia Tenggara tertinggal jauh. Singapura, yang menempati peringkat tertinggi, hanya berada di posisi ke-42 di bawah Seoul (peringkat ke-41) dan Tokyo (ke-4)—tiga kota besar di Asia yang berhasil masuk kelompok 50 kota global. Sementara itu, kota-kota lain berada di posisi bawah, seperti Kuala Lumpur di posisi ke-135, Bangkok (192), Manila (256), Jakarta (284), Hanoi (304), dan Ho Chi Minh (314).
Jakarta harus bekerja ekstra-keras untuk menembus kelompok 50 kota global atau bahkan berambisi masuk kelompok elite 10 kota global terbaik. Jakarta harus belajar cepat dari keunggulan kota global terbaik. Contohnya New York dan London, dua kota terbaik dalam kategori ekonomi dan sumber daya manusia, pusat global untuk keuangan, bisnis, serta pendidikan. New York punya kelebihan sebagai pusat perekonomian terbesar di dunia, sedangkan London mempunyai perekonomian terbesar keempat. Kedua kota itu memiliki universitas dan kantor pusat perusahaan terbaik.
San Jose, Tokyo, dan Paris pun memiliki nilai ekonomi tertinggi. San Jose, misalnya, memiliki tingkat PDB per kapita tertinggi di dunia. Tokyo memiliki tingkat perekonomian terbesar kedua di dunia. Paris memiliki PDB total lebih tinggi dibanding San Jose dan PDB per kapita lebih tinggi dibanding Tokyo. Mereka juga berkinerja baik pada kategori sumber daya manusia.
Tokyo dan Paris pun merupakan rumah bagi banyak universitas dan kantor pusat perusahaan terbaik. San Jose merupakan rumah bagi Silicon Valley, didukung jumlah penduduk kelahiran asing terbesar di dunia. Skor kualitas hidup juga mendorong kenaikan peringkat San Jose dan Paris, dengan Paris beruntung memiliki banyak situs budaya dunia. Sementara itu, Seattle, Los Angeles, dan San Francisco menjadi rumah bagi sektor industri teknologi yang sehat serta mampu mendorong pertumbuhan PDB. Seattle dan Los Angeles juga menerima kontribusi signifikan dari industri manufaktur dirgantara.
Adapun Melbourne memiliki nilai lingkungan hidup teratas dengan kualitas udara yang baik, intensitas emisi karbon rendah, dan iklim yang bersahabat. Zurich meraih nilai kualitas hidup terbaik, pendapatan dan harapan hidup yang tinggi, serta lokasi kota yang menawan. Kedua kota ini memiliki nilai tata kelola terbaik, didukung oleh institusi dan stabilitas politik yang kuat.
Jakarta memiliki banyak potensi menjadi kota global, seperti pengembangan kawasan investasi tematik Jakarta (thematic investment area Jakarta/Tiara). Berdasarkan hasil diskusi kelompok terarah yang digelar Jakarta Investment Center pada 2023 bersama asosiasi profesi, perguruan tinggi, dan komunitas, setidaknya ada sepuluh kawasan tematik potensial yang dikembangkan (business improvement district proposal).
Kesepuluh kawasan itu adalah Kebayoran Baru (ibu kota ASEAN); Grogol (pusat riset/pendidikan global); Salemba-Cikini (pusat kesehatan-kebudayaan); Halim-Cililitan, Dukuh Atas-Kebon Melati, Manggarai (pusat transit hub); Harmoni-Kota Tua (etalase sejarah kota); Pasar Baru-GKJ-Istiqlal (pusat kebudayaan-keagamaan); Jakarta International Stadium-Ancol (pusat olahraga-MICE); Muara Angke-Marunda (new waterfront city).
Jakarta harus berani mengambil keputusan strategis untuk mengatasi ketertinggalannya dari kota-kota global lain. Tapi jangan dilupakan, pekerjaan rumah seperti pengendalian banjir dan penyediaan air bersih, serta penguraian kemacetan lalu lintas dan polusi udara harus dituntaskan lebih dulu, secepatnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Redaksi menerima tulisan opini dari luar dengan syarat: panjang sekitar 5.000 karakter (termasuk spasi) atau 600 kata dan tidak sedang dikirim ke media lain. Sumber rujukan disebutkan lengkap pada tubuh tulisan. Kirim tulisan ke e-mail: pendapat@tempo.co.id disertai dengan foto profil, nomor kontak, dan CV ringkas.