Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Airlangga (Unair) menyambut kunjungan mahasiswa asing dari Phillip Universiteit Marburg, Jerman pada Kamis, 7 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kunjungan ini terdiri dari 35 mahasiswa Jerman dan seorang professor dari Phillip Universiteit Marburg dengan berbagai latar belakang studi, salah satunya Teaching. Lawatan mereka ke Indonesia kali ini juga mengunjungi kota-kota besar di Indonesia lainnya, seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Solo, sebelum akhirnya mereka tiba di Surabaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan pertukaran budaya antara Indonesia-Jerman.Tuffahati Ullayyah, Ketua BEM FISIP Unair turut memberi sambutan pada kunjungan student inbound ini. Dari pihak Phillip Universiteit, Flo, selaku student representative juga menyampaikan bahwa mereka merasa senang disambut dengan baik oleh BEM FISIP Unair.
Para mahasiswa asal Jerman ini menuturkan bahwa masyarakat Indonesia ramah dan gemar menyapa, menjadi impresi menarik bagi mereka. Sedangkan di Jerman, jarang sekali untuk mereka dapat menyapa orang lain yang tidak dikenal. Budaya saling menyapa ini menjadi unik karena berbeda sekali dengan kebiasaan orang-orang di Jerman.
Parade kunjungan ini diawali dengan mendatangi Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian Universitas Airlangga. Museum Etnografi sendiri berisikan informasi tentang budaya atau ritual kematian yang ada di Indonesia beserta koleksi lainnya. Selama kunjungan berlangsung para mahasiswa dijelaskan dan dibebaskan untuk mengeksplorasi apa yang disajikan di dalam Museum Etnografi. Para mahasiswa dari Philipps-Universität memberi respon hangat dan kagum. Bersemangat, mahasiswa Philipps-Universität Marburg turut berinteraksi aktif melalui beberapa pertanyaan terhadap hal-hal menarik di dalam “Museum Kematian” itu.
Tak sampai disitu saja, parade kunjungan kemudian diminta untuk berkumpul di ruang Adi Sukadana. Dibuka dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan ditutup dengan Mars Universitas Airlangga, Student Inbound di ruang Adi Sukadana berfokus pada pengenalan budaya di wilayah Surabaya-Jawa Timur, mulai dari kesenian tari, lagu, bela diri hingga makanan khas seperti rawon dan lontong balap sebagai makanan autentik khas surabaya.
Di sela-sela acara, baik mahasiswa Unair maupun mahasiswa Philipps-Universität saling menampilkan lagu dan tarian khas dari masing-masing negara, dilanjutkan games kecil-kecilan yaitu post-it (permainan memindahkan kertas ke dalam gelas).
Di akhir sesi, untuk mengabadikan momen hari itu peserta dari kedua universitas sama-sama berbaur, bercengkrama, berfoto bersama, hingga saling bertukar pendapat tentang budaya apa yang tidak ada di Jerman tetapi ada di Indonesia, sesi ini ditutup dengan foto bersama didepan patung ikonik Universitas Airlangga patung Garuda Mukti antara mahasiswa Philipps-Universität dan mahasiswa Universitas Airlangga.
Kunjungan para mahasiswa dan profesor dari Philipps-Universität tak hanya berhenti di Unair. Mereka melanjutkan perjalanan ke Kampung Lawas Maspati, terletak di Jalan Maspati Gg. VI. Setelah itu, mereka mengunjungi Alun-alun Kota Surabaya atau Balai Pemuda yang menjadi destinasi akhir rangkaian acara hari itu. Ketika sampai di sana, rombongan disambut dengan penampilan Reog Ponorogo, bahkan salah satu mahasiswi Jerman diperbolehkan untuk ikut serta berperan sebagai Putri dalam rangkaian penampilan.
Setelah menyaksikan penampilan tersebut, adanya kegiatan ini menjadi sebuah pengalaman dan pengetahuan baru. Lebih lagi ketika berkesempatan untuk melihat dan mempelajari alat-alat musik tradisional yang digunakan pada penampilan, seperti gendang, bonang, gong, dan interaksi-interaksi yang dilakukan bersama dengan para pelaku seni yang ada di Balai Pemuda.
Dengan rangkaian acara tersebut, pengenalan budaya Indonesia, khususnya Surabaya dan Jawa Timur, tersampaikan dengan respons positif dari para perwakilan Philipps-Universität Marburg.
Pilihan Editor: Ketua BEM Unair: Tak Ada yang Boleh Lemahkan Demokrasi Hari Ini